3 min dibaca
11 Mar
11Mar
Suara Keheningan | Yancen Wullo, O.Carm

   
Jika menulis tentang kesempurnaanmu adalah sebuah kebanggaan maka saya memilih untuk diam. Bukan karena tak mampu mengungkapkan rasaku, sesungguhnya aku ingin belajar dari ketidaksempurnaan. 

Namun jika tentangmu kutemukan sebuah misteri, maka aku akan  belajar dan masuk dalam ketidaktahuan agar engkau sadar bahwa hidup ini bukan soal kesempurnaan melainkan perjuangan untuk mencintai dari keterbatasan namun dilakukan secara benar. 

Tak pernah terpikirkan kapan aku mengenalmu dan mengapa harus bertemu denganmu. Aku lupa waktunya. Bagiku itu perjumpaan yang biasa saja, sekedar basa basi dengan ceritera apa adanya. Perkenalannya singkat, tanpa rencana. 

Ketika perjumpaan itu datang lagi, engkau berbagi soal kesederhanan kisah pertama jumpa denganmu. Engkau tak pernah lupa kapan kita bertemu dan apa isi pembicaraan kita yang bagimu sebuah pengalaman yang mengesankan. 

Kisah-kisah hidupmu luar biasa. Engkau dilahirkan dalam sebuah keluarga yang amat sederhana. Berlatar belakang didikan seorang guru, kamu dibentuk dan dibina menjadi anak yang cerdas, disiplin dan tanggungjawab. Sepintas bisa kudapatkan kesan itu. 

Jiwamu seorang yang berkarakter dan berpendirian tegas namun selalu lembut dalam bertutur kata dan tahu menghargai orang. Kamu adalah anak yang baik menurut kesaksian sahabat-sahabat dekatmu. Tanpa engkau mengetahuinya aku mencari tahu tentang bagaimana kamu di sekolah dan relasimu dengan sahabat-sahabatmu. 

Kamu pendiam, apa adanya, tidak memilih saat berteman namun tegas dalam prinsip dan tak mudah diajak kompromi apalagi soal kenakalan remaja saat itu. Hidupmu unik dengan sejumlah pengalaman yang menarik. 

Semua orang dianggap sebagai teman baik. Begitupun sebaliknya. Tanpa melihat latar belakang dan apa kepentingannya, engkau terus mendekati dan bergaul dengan siapapun. Banyak orang kagum dan ingin memilikimu namun tak berani mengungkapkan rasa itu padamu. 

Bagi mereka jauh lebih dari sebuah rasa kagum dan simpati, itulah arti persahabatan kalian.Berawal dari hobi yang sama dan kenyamanan berteman, engkau memilih bergabung menjadi kelompok pendaki gunung untuk berkemah di sana. 

Kamu begitu menikmati suasana alam dan persahabatan dengan teman-temanmu. Suasana indah dan sejuk menjadikan dirimu terpesona untuk tak mau persahabatan dan keindahan itu berlalu begitu saja. Dari atas gunung terucap kata pujian, terlahir rasa kagum sehingga kisah ini tak pernah lupa dari ingatanmu. 

Inilah awal kisah cintamu yang polos dan sederhana. Kamu telah jatuh cinta pada alam dan salah seorang sahabat perjalananmu saat itu. Engkau tersenyum saat mengisahkan pengalaman ini padaku.

Akupun ikut tersenyum karena kamu begitu bahagia dengan kisah unik ini. Alam menyimpan sejuta rahasia yang tak mampu diselami manusia. Hanya orang tertentu yang merasakan betapa alam menyediakan kisah kehidupan yang akan dijalani manusia. 

Kamu adalah salah satu yang peka akan kebaikan alam dengan menghadirkan sosok seorang yang mau bertanggung jawab atas hidup dan masa depanmu.  Awalnya kamu tidak peduli semua rasa itu karena kamu memilih untuk menikmati semua keindahan itu dengan pengalaman persaudaraan itu. 

Namun dibalik semua kisah itu akhirnya engkau mengatakan ya atas siapa pasangan hidupmu kelak. Itulah kisa awal yang akhirnya membawamu pada senbuah pertimbangan yang cukup lama untuk memilih siapa pasangan hidupmu. 

Dalam kurun beberapa tahun kamu memutuskan memilih salah satu temanmu yang saaat itu mengungkap rasa sebagai teman hidupmu. Keindahan alam dan persahabatan di gunung itu ternyata tak seindah perjalanan hidupmu selanjutnya. 

Kamu terdiam untuk beberapa saat dan akhirnya melanjutkan kisahmu. Aku memandangnya tanpa kata. Lanjut kamu mengatakan, ternyata keindahan itu sementara dan tak pernah bertahan sampai kapanpun. Ia sesaat memukau mataku, begitu juga rasaku. 

Ia hanya datang sesaat dan mengilang bersama waktu. Waktu matahari mulai panas aku mencari perlindungan namun tak ada tempat bagi perlindunganku. Tak ada rimbunan pohon sekedar berteduh Ketika angin bertiup kencang, aku memlih tenang sampil melihat di sekitarku, berharap ada tumpuan penganganku namun yang ada hanya batu-batu kecil tak bersuara.  

Bila senja tiba kelihatan kabut menutupi keindahan itu. Sesekali aku menunggu mungkin ada kecerahan saat kabut itu pergi, namun itu tak terjadi. Ia pergi bersama angina dan hilang dalam kabut. Semakin bingung kemana aku harus berlari. 

Bagiku, semua yang pernah terjadi  adalah hampa dan ketiadaan makna. Aku berusaha untuk diam dan membayangkan keindahan itu lagi namun ketika membuka mataku, semuanya pergi. Aku hanya seorang diri, diam tanpa suara. 

Aku seorang yang suka tantangan, dan tak pantang menyerah, kini memilih diam dan menunggu kapan keindahan itu datang lagi dengan menghadirkan sosok pembawa kedamaian itu. Demikian lanjut kisahmu.Kisah ini menarik bagiku. Lalu teringat kata-kata ini. Kamu dilahirkan dari ketidak sempurnaan. Tidak ada keluarga yang sempurna. 

Orang tuamu tidak sempurna, maka anak-anaknya juga demikian. Pasanganmu juga tidak sempurna. Sehingga ketika memiliki anak juga tidak sempurna. Kita mengeluh satu kepada yang lain. Kita kecewa satu dengan yang lain karena itu tidak ada pernikahan sehat tanpa ada pengampunan. 

Jika saat ini terdapat sakit hati itu berarti ada racun yang membuat sakit dan membunuh sehingga ketika memelihara luka sama artinya dengan penghancuran diri. Demikian kata Paus Fransiskus yang berbicara tentang “merawat keluarga dengan pengampunan.”

Bagiku ini berat jika dihayati dalam hidupmu. Kamu berani membangun lagi hidupmu di atas pengampunan walau engkau tahu beberapa kali ia mengkhianatimu. Kamu sering menangis dan tak ada yang tahu soal itu. Kamu berani tersenyum saat hatimu terluka dan kami pun tak tahu dibalik semuanya itu engkau sedang terluka.  

Engkau berharap semua kelihatan baik-baik namun sebenarnya engkau sedang bergulat tentang beratnya hidup ini.  Kini baru engkau tahu bahwa hidup itu tak seindah mata yang melihat dan khayalan semata. Dia telah pergi dengan sejuta janji akan kembali membawa keindahan itu lagi. Namun saat ia kembali ia membawamu rasa sakit hati dan luka karena ketidaksetiaan. 

Namun demikian kamu terus mencintainya dalam diam dan ingin kembali dengan kisah baru yang jauh lebih indah. Perjuangan demi perjuangan kamu lalui namun tak sedikitpun berhasil baik. Ia tetap memilih untuk pergi bersama kebahagiaannya dan kamu memilih untuk bahagia dengan caramu hingga saat ini. Waktu jeda pun tiba. 

Tak ada komunikasi hanya untuk bertanya kabar. Dahulu  hidup itu indah karena canda tawa, kini semuanya tinggal pengharapan. Mungkinkah semuanya akan kembali? Semua ini penuh misteri dan tanda tanya. Berharap ada kisah yang jauh lebih indah. 

Jika tidak, biarkan ini berjalan dalam waktu agar semua dimatangkan dalam proses dan pada akhirnya bertindak dengan tepat. Mungkin dalam diam kami melihat diri dan mengoreksi apa yang mesti kami lakukan.

Jika aku disuruh memilih apakah aku tetap memiliki pasanganku yang sama? Mungkin aku tak memilih siapapun. Aku ingin mencintai diriku apa adanya, mencintai orang-orang dekatku, orangtua, anak-anak dan sahabat-sahabatku serta menikmati pekerjaanku ini dengan lebih baik. Karena bagiku, mereka adalah pasangan hidupku yang selalu berjalan bersama dan mengajariku hidup tanpa ada luka dan penyiksaan. 

Jika ada ada luka saya belajar untuk tidak melukai siapapun dan mencintai tanpa batas. Saya percaya bahwa cinta itu membawa luka. Saya melukai diriku demi orang yang kusayangi. Luka karena berani memilih yang terbaik dari sekian banyak orang baik, sekalipun pada akhirnya yang ada hanyalah kekecewaan. 

Saya mau meninggalkan kebiasaan buruk, meninggalkan egoku dan ingin disembuhkan oleh pasanganku namun tidak kudapatkan. Saya terluka namun tidak membuatku terus berhenti mencintai. Itulah luka karena cinta.

Saya akhirnya percaya pada kata-kata Bunda Teresa Kalkuta. “Saya telah menemukan paradoksnya, bahwa jika anda mencintai sampai sakit, tidak akan ada yang lagi terluka, hanya lebih banyak cinta. Tanpa kesabaran, kita akan belajar lebih sedikit dalam hidup. 

Kita akan melihat lebih sedikit. Kita akan merasa kurang. Kita akan mendengar lebih sedikit”.Kesabaran membuatmu belajar banyak dalam hidup. Kamu telah melihat lebih banyak dan tidak akan merasa kekurangan karena banyak orang akan mengasihimu dengan cara mereka tanpa engkau sadari. 

Mereka akan melakukannya dalam diam dan selalu menginginkan agar kebahagiaanmu jangan luntur walau badai terus datang.  Kamu bisa menggapai gunung itu, walau dengan lelah menjalaninya dan akhirnya kamu menemukan keindahan. 

Kamu telah merasa sendiri saat banyak orang meninggalkanmu. Kamu juga telah mendapat sekian banyak cemoohan namun kamu telah kuat berdiri hingga saat ini, karena CINTA yang membuatmu kuat dan bertahan.

Tetaplah jadi sahabatku. Kamu berhak bahagia dengan caramu. Doaku semoga selamanya tetap menjadi yang terbaik saat kamu terluka karena cinta.


Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.