2 min dibaca
10 Mar
10Mar
Suara Keheningan | RP. Yancen Wullo, O.Carm


Menghitung hari hidupmu saat ini adalah cara tepat untuk menyadari masa lalumu dan membangun harapan akan masa depan. Maka sesungguhnya jika saat ini usia menua, berarti engkau melewati sebuah proses perjalan dari masa lalumu yang tidak mudah. 

Namun jika saat ini masih sebaya umurmu, maka ada harapan akan masa depanmu yang harus engkau jalani dengan gembira. Ketika masih belia umurmu maka terbentang luas apa yang mesti dilakukan sebagai realisasi dari cinta-citamu. 

Ini bukan soal usiamu, namun ini tentang apa yang telah terjadi dan yang telah dilakukan di masa itu, apa yang akan dilakukan saat ini dan bagaimana hidup dalam pengharapan akan masa depan yang bermakna.Aku pernah dilahirkan saat aku memulai hidup baruku. 

Saat itu tak tahu apa yang dipikirkan. Orangtuaku hanya mengasuh dan membesarkan dengan sejuta harapan kelak akan menjadi anak yang baik.  Saat itu aku belum mengenal apa-apa, apalagi mimpi-mimpi besarku. Begitu luar biasa orang-orang di masa laluku yang mengenalkanku pada dunia.

Lalu aku hidup, bertumbuh hingga saat ini. Begitu banyak pengalaman saat kecil yang membuatku bersyukur dan selalu ada rindu untuk kembali pada situasi itu. Namun semua itu tinggallah kenangan yang mengajari untuk melihat saat ini dan berlari menggapai duniaku di masa depan.

Relasiku mulanya terbatas hanya pada ibu, ayah, kakak dan adik. Inilah duniaku dan memang itulah batasan relasiku. Selain dunia yang sempit, kata-kataku begitu miskin sehingga kadang dengan bahasa tubuh, bisa membangun relasi dengan mereka tanpa merasa minder dan malu. Begitu sempit duniaku saat itu, namun hingga saat ini masih membekas dan mengikatku.

Relasi dan perkenalanku dengan dunia semakin meluas saat usia beranjak dewasa. Tuntutan untuk sekolah membuatku tahu tentang arti sebuah pergaulan demi mengenal sesamaku, lebih luas. Banyak orang menjadi teman bermainku. 

Mereka datang tanpa ku memintanya dan pergi tanpa aku menyuruhnya.  Bagiku mereka adalah warna warni yang bervariasi. Indah dan mengagumkan bagai kembang yang tak pernah layu sebelum musim gugur tiba.

Jujur aku masih mengingat wajah-wajah penuh inspiratif.  Kini waktunya untuk menyadari bahwa tanpa mereka duniaku sempit. Aku menjadi miskin dalam kata dan relasi, sehingga masa depanku mungkin hanya sebuah teka-teki. 

Wajah mereka kini satu persatu mulai hilang dari ingatanku. Namun itu bukan alasan untuk melupakan mereka yang berjasa dalam hidupku. Jika tanpa mereka, dinia tetap sempit dengan segala kesulitannya. 

Cara berpikir serta relasiku mulai berubah dalam waktu dan betapa berharganya hidup itu jika akhirnya kita menerima setiap bagian hidup tanpa harus menyangkal dan membuangnya. Kini waktu berkembang dan membuatku bisa bertemu dengan berbagai karakter dari sahabat-sahabatku. 

Kami sering berdiskusi, bahkan berargumen saat kami mengambil keputusan penting. Beberapa orang karena perbedaan, akhirnya memutuskan untuk pergi secara diam-diam. Ada yang memilih bertahan sampai saat ini karena tak mau ingin menghilangkan rasa persaudaraan. 

Bagi mereka, nilai persaudaraan jauh lebih penting dari sekedar berteman biasa. Jujur aku bangga pada masa laluku. Bangga pada situasi saat itu, dengan kehadiran orang-orang penting yang mengajarku untuk pasti melangkah ke masa depan. Mereka adalah orangtuaku, guru dan teman-teman bermainku. 

Tanpa kusadari mereka mengajarkan arti sebuah rasa kekeluargaan, persahabatan,  dan bagaimana menggapai masa depan yang lebih baik. Aku dan mereka adalah bagian masa lalu dan waktu yang tak bisa dilupakan begitu saja. 

Semua telah menjadi kenangan namun kini telah menjadi sejarah perjalanan  hidupku.Waktu terus berjalan, usia bertambah, semuanya pasti akan berlalu. Yang lama berlalu namun yang datang selalu baru. Sesungguhnya kehidupan ini proses tanpa hentinya. 

Tak usah menolak masa yang telah berlalu sehingga engkau mampu menemukan arah pasti di hari esok. Masa depanku membentang jauh dengan segala harapannya. Ia akan kukejar mulai saat ini dengan segala perjuanganku agar pada waktunya aku menggapainya dengan sukacita. 

Biarlah setiap kenangan membuatku berpikir bahwa hidup sesungguhnya berjalan dari masa lalu menuju masa depan.  Terkadang kenangan membuatku rindu untuk mengulanginya kembali meskipun tak dapat terjadi lagi. Ia kini hanya tinggal sebuah kerinduan yang membekas dalam ingatan. 

Kerinduan ini membuatku cepat menciptakan masa depan yang jauh lebih baik dan berguna. Jika ada pengalaman yang menyakitkan saat itu, aku  ingin mengubahnya menjadi berkat bagi masa depanku. Namun jika saat itu hidupku penuh dengan kebahagiaan  maka selamanya  aku ingin menghiasi dunia ini lebih ceria dan indah.

Aku dan  waktu selalu berjalan menuju keabadian. Mari kita berjalan dalam waktu agar kita mengenal diri kita. Kita tahu betapa pentingnya sang waktu dan orang-orang yang ada di dalamnya.  Dengan demikian kita tahu menghargai diri, waktu dan setiap peristiwa bersama orang-orang yang berjalan bersama kita.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.