1 min dibaca
08 Jul
08Jul

Suara Keheningan | Yancen Wullo

Nyala lilin semakin redup saat malam larut dalam waktu. Sepasang muda-mudi menghabiskan malam itu. Di tepian pantai itu, dunia cinta tercipta dalam romantisnya alam. Waktu berjalan begitu cepat, secepat kenangan yang tercipta.  Satu persatu kenangan berlalu sekejab mewarnai keindahan malam itu. Mereka saling menatap dan terseyum bahagia walau tak sepatah katapun terucap. Cinta tak harus dikatakan, cukuplah kepekaan hati untuk merasakannya.

Romantis adalah rasa yang terungkap dan dilukiskan dalam cinta. Orang biasa mengidentikkan dengan kemesraan yang mengasyikkan. Ukuran keromantisan ada pada kata-kata indah yang masuk melalui telinga dan menyentuh rasa. Kata yang terucap oleh mulut, didengar oleh telinga dan dihidupi selamanya dalam hati. Semakin indah kata, semakin romantis relasi dalam cinta. 

Kata tak sanggup mengungkapkan romantisnya sebuah relasi cinta. Kata terungkap namun berakhir pada bukti. Misalnya memberi bunga atau hadiah lainnya yang merupakan kesukaan pasangan. Atau juga menciptakan situasi dengan cara unik dan menghadirkan kejutan-kejutan kecil yang membahagiakan pasangan. Ini bagian dari rasa romantis. Setiap orang bisa mendefinisikannya sesuai rasa dan pengalamannya karena tidak semua pasangan bisa romantis

Rasa romantis itu diciptakan. Ada ruang yang sengaja dihadirkan untuk mengungkapkan perasaan dan mengawetkan sebuah hubungan. Dengan demikian kapanpun rasa itu hadir. Antara ungkapan rasa, kata-kata dan situasi, bersatu dalam ekspresi. Tanpa sengaja romantis itu hadir, namun kebanyakan orang memilih untuk menciptakan secara sengaja pada moment moment indah.

Karena rasa ini diciptakan maka mesti dijaga selalu dalam waktu. Romantis itu berupa perhatian guna menyemangati pasangan. Romantic mengawetkan cinta dan menjadikan sebuah relasi terus tumbuh tanpa kejenuhan jika itu lahir dari sebuah kesadaran penuh. Namun romantis itu terasa hampa jika dilakukan terpaksa  hanya untuk mendapatkan cinta, tanpa memeliharanya dikemudian hari. 

Tak ada batasan romantis. Ia bukan milik orang muda, ataupun pasangan muda. Romantis memang lahir sejak cinta itu diungkapkan. Sejak seorang belajar mengungkapkan rasanya pada orang yang tepat. Romantis menjadikan masa muda selalu dikenang keindahannya. Namun romantis itu tidak terbatas pada waktu muda. Ia bukan milik masa lampau. Ia bisa dikenang namun dihadirkan kembali tanpa mengenal waktu

Rasa romantis selalu awet dalam waktu. Ia bertahan pada orang yang tepat dan selalu berulang pada waktu dan juga momen yang tepat. Walau waktu terus berjalan dan usia menuju keabadian, romantis tetapi menjadi sebuah rasa yang indah dan mengagumkan.

Yang tercipta di masa muda akan menjadi kenangan di masa tua. Kenangan itu peristiwa yang telah terjadi pada waktu yang telah berlalu. Peristiwa bisa terulang pada orang yang sama, walau pada waktu yang berbeda. Demikianlah romantisnya cinta terus hidup dan awet sepanjang cinta itu dijalankan. 

Godaan terbesar sebuah relasi cinta adalah kejenuhan. Namun kejenuhan bukan cara untuk tidak  menghadirkan kembali kisah romantis masa lalu.   Pasangan yang sama dengan rutinitas harian yang tak berubah menjadikan seorang kreatif dalam menciptakan cara-cara baru untuk romantis. 

Hadirkan kembali kata-kata romantis itu, berikan hadiah kesukaannya, bawalah dia pada tempat yang mengesankan dan katakan bahwa hingga saat ini aliran cintamu terus mengalir dan tak akan pernah termakan ruang dan waktu.

Lilin yang menyala di tepian pantai itu habis terbakar. Malam berlalu, mentari terbit dengan keindahan alam yang memukau. Pantainya kini ditinggal pergi. Ceritera tentang kenangan tersimpan.  Kata-kata indah sudah berlalu dan tatapan mata pun mulai kabur termakan usia.  Semuanya berlalu dan sementara.  Tak ada yang abadi. Tinggal  rasa cinta yang tak pernah pudar oleh waktu. Cinta itu kekal abadi selamanya. 


Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.