1 min dibaca
10 Jun
10Jun

Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Kecil dan nyaris tak terdeteksi. Hingga kini lokasinya sulit diidentifikasi. Baik manusia maupun Sang Pencipta punya. Mungkin inilah satu-satunya hal yang sama-sama ada dalam Sang Pencipta dan manusia. Peranannya dalam hidup ini penting sekali. Seluruh kehidupan manusia dinilai berdasar yang satu ini. Namanya hati.

"Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku bangkit serentak. Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala itu, tidak akan membinasakan Efraim kembali. Sebab Aku ini Allah dan bukan manusia, Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan" (Hos 11: 8-9). Demikianlah firman-Nya tentang bangsa Israel yang telah dibebaskan dari Mesir dan telah diikat dengan tali kesetiaan, tetapi tidak insaf.

Itulah hati Allah. Penuh kasih yang diliputi misteri. Mereka yang berputar-putar pada akal budi sulit memahami. Jangankan memahami hati Allah, mengerti hati manusia saja setengah mati. Tanyakan pada pasangan suami-isteri. Kendati mereka sudah bertahun-tahun saling mencintai, hati masing-masing tetap misteri.

Kalau begitu, bagaimana mengenali hati ilahi? Hanya dengan mengerti kasih hati-Nya nan sempurna dalam Allah yang menjadi manusia. Hati, kata dan tindakan-Nya menampakkan kasih Allah secara sempurna.

Pertama, lemah lembut dan rendah hati serta memberi kelegaan kepada mereka yang datang kepada-Nya (Mat 11: 29). Kedua, kasih-Nya tanpa batas sebagaimana Allah juga nirbatas (Yoh 13: 1). Ketiga, Dia berikan hidup dan mati-Nya bagi keselamatan umat manusia.

Dari tubuh-Nya yang sudah mati pun mengalir kasih yang tiada habisnya. "Datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air" (Yoh 19: 32-34).

Hati-Nya yang mengalirkan darah dan air memberikan kasih terbesar bagi umat manusia dan seluruh dunia. Karena itu, pantaslah orang menaruh hormat, kasih dan sembah setinggi-tingginya kepada hati-Nya.

Mereka yang sulit mengerti hati, baik hatinya sendiri maupun sesama dapat belajar dari hati-Nya. Hormat kepada hati-Nya yang mahakudus bukan hanya aktivitas atau devosi religius, tetapi mesti menghantar orang menjadi pribadi berhati tulus dan kudus. Hati sejati. Sesungguhnya, bagi setiap orang hati adalah harta yang termulia.

Jumat, 11 Juni 2021 | HR Hati Yesus yang mahakudus | RP Albertus Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.