1 min dibaca
11 May
11May

Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Kisah Adam dan Hawa yang jatuh ke dalam dosa sudah banyak dibaca dan diketahui. Faktor penyebab mereka jatuh adalah mendengarkan bisikan setan dan mengabaikan perintah atau pesan Tuhan.  Dosa itu mengakibatkan mereka terpisah dari Tuhan. Itu berarti bahwa mereka mati. 

Memang lepas dari Tuhan, Sang Sumber Kehidupan,  manusia tidak akan bertahan. Untuk memperoleh kembali kehidupan, satu-satunya jalan adalah datang kepada Tuhan. Langkah dan syarat utamanya adalah percaya kepada-Nya.  

Sejarah menunjukkan bahwa tidak mudah bagi manusia menempuh jalan itu. Manusia cenderung memilih dan menikmati kebebasannya. Mereka mengira bahwa percaya kepada Tuhan mengurangi kebebasannya. 

Para nabi yang Tuhan utus untuk membantu manusia memberi dan menunjukkan jalan ditolak. Sebagian malah dibunuh. Akhirnya, Tuhan memutuskan untuk datang menjadi manusia.  

Langkah luar biasa dari Tuhan itu pun hanya menyadarkan sebagian kecil manusia. Sikap tidak mau percaya kepada Dia yang diutus Tuhan itu masih bisa ditemukan hingga saat ini. 

Bukan hanya utusan Tuhan yang ditolak, tetapi mereka yang percaya kepada-Nya pun mengalami yang sama. Paulus dan Silas dianiaya karena mewartakan Kabar Gembira keselamatan (Kis 16: 22-24). Mereka ini adalah orang-orang yang berusaha mewujudkan kebenaran. 

Tuhan mengutus Roh Kudus yang selalu menyertai mereka.  Pada saat hendak berpisah dari para murid-Nya, Sang Guru bersabda, "Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. 

Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku" (Yoh 16: 7-9).  Dosa Adam dan Hawa pada dasarnya ialah sikap melawan dan memberontak terhadap Tuhan. 

Dosa itu menyebabkan mereka diusir dari Taman Firdaus; lambang keterpisahan dari Allah. Kini Tuhan mendekati manusia, mengajak manusia kembali percaya kepada-Nya. Faktanya, banyak yang menolak langkah dan upaya itu. 

Mereka tetap tidak mau percaya kepada Dia yang diutus Tuhan. Sikap itu Sang Guru Kehidupan kategorikan sebagai dosa. Inilah dosa yang baru. Dengan dosa ini penguasa dunia membiarkan dirinya dihakimi dan dihukum (Yoh 16: 11).  

Selasa, 11 Mei 2021 | RP Albertus Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.