1 min dibaca
12 May
12May

Suara Keheningan | Rp. Albertus Herwanta, O.Carm

Betapa pentingnya kebenaran. Berkat kebenaran orang diselamatkan. Namun bagi sebagian orang kebenaran itu menakutkan. Karena itu, ada yang berusaha menjauhi atau  menghindarinya.

Orang yang tidak jujur takut terhadap kejujuran yang menjadi salah satu wujud dari kebenaran. Pelaku korupsi yang masih mempunyai suara hati diliputi rasa takut kalau-kalau kejahatannya diketahui.

Ada pelbagai macam jenis kebenaran. Salah satunya, kebenaran ideologis. Ini merupakan kebenaran hasil olah pikir manusia yang kemudian disepakati bersama sebagai pedoman hidup. Individualisme, liberalisme, kapitalisme, komunisme, dan lain-lain adalah contohnya. Pancasila juga bisa disebut sebagai ideologi sejauh menjadi pemikiran, kesepakatan dasar dan cita-cita bersama dalam berbangsa dan bernegara.

Di samping itu, ada kebenaran iman yang menunjukkan pengakuan yang benar terhadap Tuhan. Mengakui satu-satunya Allah yang disembah sebagai sumber hidup dan keselamatan. Lawan dari kebenaran ini adalah menolak Tuhan dan menyembah segala yang bukan Tuhan seperti harta kekayaan. Ada yang demi memperoleh kekayaan menggandaikan hidupnya pada setan.

Mereka ini bisa memperoleh harta kekayaan. Namun hidupnya tidak pernah tenteram dan aman. Mengapa? Karena memercayakan hidupnya pada kekuatan yang hanya memiliki kepalsuan dan kebinasaan. Bukankah dengan menyerahkan diri pada setan orang telah memperoleh hasilnya, yakni kematian? Bisa jadi dia memiliki harta, tetapi sudah kehilangan seluruh hidupnya.

Berbeda dari mereka yang menyerahkan hidupnya pada kebenaran. Dia akan dibawa oleh Sang Kebenaran hingga mencapai kebenaran yang utuh-sempurna. Di sana orang akan mengalami hidup sejati dalam persatuan dengan Sang Kehidupan.

Dalam amanat perpisahan-Nya Sang Guru Kehidupan bersabda, "Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran" (Yoh 16: 12-13). Sebelum meninggalkan para murid-Nya, Dia menyampaikan pesan yang meneguhkan.

Di samping akan menyertai mereka dan membawa mereka ke tempat-Nya berada, Dia sendiri yang akan menuntun mereka yang percaya kepada-Nya mencapai tujuan sejati kehidupan ini. Dia telah dan akan berhasil membawa mereka semua ke sana, karena di dalam Diri-Nya tidak ada kepalsuan. Dialah Sumber Kebenaran.

Rabu, 12 Mei 2021 | RP Albertus Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.