1 min dibaca
23 Sep
23Sep

Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Hidup ini sering diwarnai dengan kegelisahan. Lebih-lebih bila orang melakukan banyak kesalahan atau kejahatan. Orang yang tidak benar hidupnya kerap takut terhadap berita buruk (tentang dirinya).

Raja Herodes yang memenggal kepala Yohanes Pembaptis bisa jadi contohnya. Dia gelisah mendengar kabar tentang Sang Guru Kehidupan yang muncul beberapa saat setelah kematian Yohanes Pembaptis. Dia mengira Yohanes Pembaptis telah bangkit. Kekuasaan politis besar ternyata tidak menjamin rasa aman dan damai hatinya.

Rasa gelisah semacam itu lebih mudah menguasai orang-orang yang tidak (kurang) beriman kepada Tuhan dan hanya mengandalkan dirinya sendiri.

Orang beriman mendalam tidak mengalami hal yang demikian. Karena percaya kepada Tuhan, hidupnya dipenuhi doa dan pengharapan. Mereka tidak perlu gelisah.

Tiga hal itulah yang diajarkan oleh Padre Pio (Santo Pius dari Pietrelcina, Italia). Dia mengajak orang supaya berdoa, berharap dan tidak takut. "Pray, hope and do not worry!"

Doa menegaskan bahwa seseorang itu mengakui adanya kuasa yang lebih besar dan kuat daripada dirinya. Dia dapat berpasrah kepada-Nya. Salah satu konsekuensinya, dia menaruh pengharapan pada Dia, Sang Mahakuasa itu.

Hasil akhirnya, hidupnya tidak perlu diwarnai dengan kekhawatiran. Dalam Tuhan ada kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan.

Bagaimana aku menjalani hidup selama ini? Apakah mengandalkan hal-hal duniawi belaka? Ataukah menjiwainya dengan doa dan pengharapan yang membebaskan dari rasa khawatir dan gelisah?

Kamis, 23 September 2021 | Peringatan Santo Padre Pio | RP Albertus Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.