Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.CarmBacaan injil hari ini (Lukas 2:36-40) adalah kelanjutan injil kemarin (Lukas 2:31-'35). Intinya menyangkut misteri pribadi Yesus dan siapa yang layak menyambut-Nya. Dalam hal ini, kita dapat belajar dari nabiah Hana, anak Fanuel (Lukas 2:36).
Dia adalah seorang janda (Lukas 2:37). Artinya, orang yang status sosialnya rendah dan memiliki banyak keterbatasan. Namun, dia setia dalam hidup doa dan dekat dengan Tuhan; beribadah, berpuasa, dan berdoa (Lukas 2:37). Lalu, apakah yang dapat kita renungkan?
Pertama, status sosial itu bukan syarat penting dalam menyambut Yesus. Siapa pun dapat menyambut kedatangan-Nya. Yesus telah melenyapkan segala perbedaan yang memisahkan manusia satu dari yang lainnya. Bukankah Dia datang untuk menyelamatkan seluruh umat manusia?
Kedua, doa setiap hari merupakan cara amat baik mendekatkan diri kepada Tuhan. Nabiah Hana menunjukkan betapa pentingnya berdoa. Doa itu akan lebih lengkap bila disertai dengan puasa.
Ketiga, Tuhan Yesus datang kepada kita kapan dan di mana saja. Nabiah Hana barangkali terkejut menyaksikan Yesus dipersembahkan di Bait Allah. Bukankah kita mengalami banyak kejutan dari Tuhan?
Dia kerap datang dan memberikan rahmat pada saat yang tidak kita sangka.
Keempat, mengenal Yesus berarti berbagi kepada sesama tentang pengalaman tersebut, terutama kepada mereka yang sedang mencari makna hidup. Rahmat Tuhan terbesar adalah Yesus. Mereka yang telah percaya dan menyambut-Nya wajib membagikan pengalaman iman itu kepada sesama yang dijumpainya.
Kelima, nabiah Hana bertemu bayi Yesus saat datang ke Bait Allah untuk bersyukur. Tuhan menjawab ucapan syukurnya dengan menemui nabiah Hana lewat Yesus, Sang Juru Selamat.
Injil hari ini amat singkat, tetapi mengandung pesan iman yang mendalam. Nabiah Hana yang kecil dan sederhana namun penuh iman menunjukkan jalan bagaimana kita bisa menyambut Yesus dalam hidup kita.
Sabtu, 30 Desember 2023Hari Keenam Oktaf NatalAlherwanta, O.Carm.
