1 min dibaca
31 Jan
31Jan

Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Dalam hal kehadirannya mungkin setan itu sulit diketahui; bisa saja setan ada di mana-mana. Satu-satunya tempat yang tidak ada setannya ya hanya surga.

Meski bisa berada di mana-mana, biasanya mereka lebih suka tinggal di tempat-tempat yang cocok dengan watak dan sifatnya, yakni gelap, terisolasi, buruk, kotor, perpecahan dan yang serba menakutkan.

Mungkin itu sebabnya orang yang kerasukan legion (pasukan setan) "Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu" (Mrk 5: 5). Memukuli diri dengan batu tentu sangat merusak dan menyakiti. Bukankah itu pekerjaannya setan?

Namun ketika melihat Sang Guru Kehidupan setan itu takut, jatuh tersungkur dan menyembah; memohon supaya Dia tidak menyiksanya (Mrk 5: 7). Setan amat takut menghadapi siksaan dari Tuhan.

Sang Guru mengusirnya dan mereka masuk ke dalam kawanan babi yang kemudian menceburkan diri ke danau dan mati (Mrk 5: 13). Inilah gambaran nasib final dari mereka yang membiarkan diri dirasuki setan.

Karena itu, orang perlu dibebaskan dari kuasa setan. Jangan sampai mati tragis dan mengerikan. Itulah salah satu misi dari Sang Guru Kehidupan.

Apa yang dilakukan-Nya membuat banyak orang heran sekaligus takut. Namun orang yang sudah dibebaskan dari setan itu mewartakan pengalamannya kepada banyak orang. Memang, pengalaman akan kuasa Tuhan itu membuat yang mengalaminya terdorong mewartakannya.

Orang-orang yang dibebaskan Tuhan dari kuasa setan sungguh merdeka. Mereka tinggal bersama orang lain. Tidak lagi tinggal di tempat yang gelap, sepi, terisolasi dan menakutkan seperti orang kerasukan setan yang berada di pekuburan.

Senin, 31 Januari 2022Peringatan Santo Don Bosco RP Albertus Magnus Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.