1 min dibaca
28 Jan
28Jan

Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Benih yang baik dan jatuh di tanah yang subur akan tumbuh menjadi pohon. Kemudian menghasilkan buah. Pada saat musim panen tiba orang memetik hasilnya. Itulah gambaran Kerajaan Allah.

Bagaimana prosesnya? Para petani tidak mengetahuinya (Mrk 4: 27). Sementara mereka tidur dan bangun benih itu berproses menjadi pohon yang mula-mula mengeluarkan tangkai, lalu bulir, dan akhirnya butir-butir pada bulir itu (Mrk 4: 28).

Ajaran itu menegaskan bahwa Kerajaan Allah bekerja tanpa diketahui manusia. Tidak dalam kendali manusia. Manusia tidak dapat memaksakan kehendak atasnya; apalagi mengaturnya.

Para warga Kerajaan Allah perlu mengikuti kehendak Tuhan yang mengatur kehidupan ini. Mereka mesti menyerahkan diri sebagai mitra kerja Allah. Biarlah Allah yang mengerjakan proses intinya.

Di samping itu, Kerajaan Allah itu seperti biji sesawi yang merupakan benih terkecil (Mrk 4: 31). Setelah ditaburkan tumbuh menjadi pohon besar, tempat burung bersarang (Mrk 4: 32).

Kerajaan Allah bekerja mulai dari yang paling kecil. Ketika sudah mencapai kepenuhannya menjadi tempat yang memberikan keselamatan seperti tempat burung bersarang.

Demikian pula orang-orang yang menjadi bagian dari Kerajaan Allah itu sering tampak sebagai yang kecil; dianggap tidak berarti. Kadang disepelekan. Namun tatkala karyanya sudah berbuah membuat banyak orang tercengang; kagum. Mengapresiasi, bahkan "nunut" menikmati.

Orang-orang dunia ini ingin mengendalikan kehidupan ini. Misalnya, menentukan pertumbuhan ekonomi dan ukurannya. Itu perlu, namun mereka tidak berkuasa menentukan hasilnya. Yang diperlukan adalah manusia mengambil bagian dalam Kerajaan Allah itu. Tidak menentukan pertumbuhan dan ukurannya.

Jumat, 28 Januari 2022Peringatan Santo Thomas AquinasRP Albertus Magnus Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.