1 min dibaca
01 Dec
01Dec

Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Dalam Kitab Suci, mulai dari Kitab Kejadian hingga Kitab Wahyu, angka tujuh disebut 735 kali. Mengapa demikian banyak? Apa maknanya?

Angka tujuh itu menunjuk kesempurnaan atau keseluruhan (completeness dan wholeness). Tuhan Allah menciptakan alam semesta dan isinya dalam tujuh hari. Artinya, ciptaan Tuhan itu sempurna; lengkap.
Nabi Yesaya mewartakan bahwa TUHAN semesta alam menyediakan bagi segala bangsa-bangsa perjamuan dengan masakan yang sangat luar biasa nikmat-lezatnya (Yes 25: 6). Dia juga mengoyakkan kain perkabungan, meniadakan maut dan menghapus air mata (Yes 25: 7-8). Allah memulihkan segalanya menjadi baik kembali. Lengkap dan sempurna.

Yang diwartakan oleh sang nabi terpenuhi dalam pribadi yang dinantikan oleh segala bangsa. Dia membuat orang lumpuh berjalan dan orang buta melihat (Mat 15: 30-31). Memulihkan.

Lebih dari itu, Dia memberi makan empat ribu orang lebih dengan menggandakan tujuh roti dan beberapa ikan kecil (Mat 15: 34). "Mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh" (Mat 15: 37).

Dia membuat yang sedikit bisa mengenyangkan ribuan orang. Bahkan ada sisanya. Demikianlah Tuhan memenuhi kebutuhan manusia secara berlimpah. Membuatnya puas; tanpa kekurangan. Sempurna.

Masa adven mengajak orang menantikan Dia yang datang untuk memulihkan kehidupan umat manusia itu. Di tengah pandemi orang hendaknya berpegang dan berharap pada Tuhan yang sanggup membuat manusia pulih kembali. Dia membuat segalanya lengkap dan utuh. Itulah makna angka tujuh.

Rabu, 1 Desember 2021RP Albertus Agung Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.