1 min dibaca
01 Jul
01Jul

Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Sebagian besar dari pembaca renungan harian ini amat mengenal kisah tentang Abraham yang diminta mempersembahkan Isak, anak tunggal kesayangannya kepada Tuhan Allah (Kej 22: 1-19). Kisah ini amat mengharukan. Betapa sedih hati Abraham melakukan hal itu. Sulit membayangkan perasaan Abraham sepanjang perjalanan dari rumah ke tempat pengorbanan anaknya itu.

Allah meminta Abraham mempersembahkan yang terbaik kepada-Nya. Itu dipenuhinya. Sikapnya ini menunjukkan betapa Abraham sangat setia dan beriman kepada Allah yang kadang membingungkan baginya. Bukankah Dia berjanji akan memberinya keturunan sebanyak bintang di langit? Mengapa anaknya yang tunggal diminta-Nya kembali?

Yang Abraham alami adalah ujian; bukan pencobaan. Allah tidak pernah mencobai manusia, tetapi membiarkan banyak hal terjadi untuk melihat apakah manusia percaya kepada-Nya. Semua peristiwa dalam hidup ini untuk membuat iman seseorang bertambah kuat; bukan supaya orang menyangkal dan menolak Allah.

Yang sungguh terjadi sangat mengejutkan. Karena Abraham rela dan ikhlas mempersembahkan Isak yang amat dikasihinya kepada Allah, dia memperoleh kembali berkah yang sungguh melimpah. Dia mengalami bahwa janji Allah memang dipenuhi. Allah itu sungguh setia dan tidak pernah ingkar janji.

Bukan hanya diberkati, Abraham juga membawa berkat bagi banyak bangsa. "Melalui keturunanmulah segala bangsa di bumi akan mendapat berkat, sebab engkau mentaati sabda-Ku" (Kej 22: 18). Allah menyalurkan berkat-Nya bagi umat manusia melalui orang yang percaya kepada-Nya.

Amat menarik, bahwa Allah meminta sedikit dari manusia, tetapi memberikan yang sangat banyak sebagai balasan. Abraham merelakan Isak, anaknya yang tersayang. Buahnya dia memperoleh keturunan yang jumlahnya tak terbilang.

Allah masih melakukan yang sama kepada kaum beriman. Mereka yang percaya kepada-Nya melihat dan mengalami rahmat dan berkat yang tak terselami. Sebaliknya, mereka yang menolak Dia dan hanya mengandalkan manusia amat terbatas pencapaiannya. Mereka sulit memahami misteri dan kebaikan Allah dalam hidup ini.

Bagi siapa pun berlaku, barangsiapa mempersembahkan yang terbaik kepada Tuhan akan memeroleh balasannya. Bahkan berlipatganda. Siapa yang sungguh siap melepaskan milik terbaiknya tatkala Allah menghendakinya?

Kamis, 1Juli 2021 | RP Albertus Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.