1 min dibaca
16 Dec
16Dec

Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Banyak orang berusaha menjaga dan mengabadikan garis keturunan. Di kalangan keluarga raja garis keturunan atau silsilah menentukan pewaris tahta.

Tokoh-tokoh terkemuka dalam masyarakat sering dicari garis keturunannya. Pada masa kampanye pemilihan umum kerap dijadikan objek politik. Identitas pribadi calon pemimpin sangat mempengaruhi suara pemilih.

Dalam masyarakat Yahudi genealogi itu amat penting. Yesus yang menjadi orang Yahudi juga mempunyai garis keturunan (Mat 1: 1-17). Menarik bahwa Dia disebut keturunan Daud dan Abraham. Bukan keturunan Adam.
Mengapa demikian? Karena Sang Mesias itu merupakan pemenuhan janji Allah kepada Abraham dan Daud. 

Yang menjadi perhatian bukan terutama sisi biologis-jasmaniah, tetapi garis spiritual dan keimanan.
Pada permulaan injilnya Matius menulis, "Inilah silsilah Yesus Kristus" (Mat 1:1). Yesus menegaskan kemanusiaan-Nya. Sedangkan Kristus menggarisbawahi keilahian-Nya. Sang Logos yang ada sejak semua (Yoh 1:1).

Silsilah-Nya menunjukkan bahwa Dia benar-benar Allah yang menjadi manusia dan bersatu dengan kemanusiaan seluruh umat manusia. Dia yang sesungguhnya Allah itu mengambil rupa manusia.

Allah yang kaya menjadi manusia yang miskin agar seluruh umat manusia dijadikan-Nya kaya. Lewat misteri inkarnasi itu Allah mengangkat manusia menjadi anak-Nya.

Manusia itu berasal dari Allah. Bolehkah dia disebut keturunan-Nya? Bukan keturunan dalam arti biologis-jasmaniah tentunya, tetapi secara spiritual. Dalam hal ini semua manusia sama; tidak ada perbedaan garis keturunan.

Jumat, 17 Desember 2021RP Albertus Agung Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.