1 min dibaca
12 Nov
12Nov
Suara Keheningan | RP. ALbertus Herwanta, O.Carm

Manusia akrab dengan penggal. Hidupnya berlangsung dalam penggalan-penggalan waktu (detik, menit, jam, dan seterusnya). Untuk bisa menikmati yang banyak dan besar, orang perlu memenggalnya. Sapi besar mesti dipenggal-penggal agar bisa dimasak. Batang pohon yang besar dan tinggi perlu dipenggal-penggal sebelum diangkut.

Sejarah kekristenan tumbuh dan berkembang, karena banyak orang Kristen, yang demi membela imannya, rela dipenggal. Paulus, salah satu rasul besar dan pilar Gereja dipenggal kepalanya di luar kota Roma. Kini jasadnya dikuburkan di salah satu dari empat basilika terbesar di Roma, yakni Basilika Santo Paulus di luar tembok kota abadi itu.

Sejarah umat manusia secara negatif diwarnai dengan temuan alat pemenggal kepala. "Guillotine" namanya. Ini digunakan untuk memisahkan kepala dari badan manusia sebagai bentuk hukuman. Kejam! Amat terkenal pada masa Revolusi Perancis.

Para ahli sejarah dan arkeolog sangat senang ketika menemukan penggalan-penggalan peninggalan sejarah dan artefak. Itu dapat digabung bagai "puzzle" yang membentuk informasi amat bernilai tentang masa lalu. Batu sepenggal dari suatu prasasti bisa membuat orang atau kondisi zaman masa lalu diketahui. Antara lain lewat rekonstruksi.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia berbicara dengan memenggal kalimat panjang dalam frase atau kata, sehingga mudah dimengerti. Membaca teks dengan pemenggalan yang keliru menunjukkan bahwa orang tidak memahami yang sedang dibacanya.

Itulah yang dialami banyak orang waktu baru mulai mempelajari bahasa yang baru. Pertama, mulai mengenal kosa kata. Kedua, memahami tata bahasa dan pelbagai ekspresi. Ketiga, membaca kalimat dengan intonasi dan pemenggalan yang benar.

Walau pengucapan bahasa Indonesia tidak terlalu bergantung pada intonasi, orang tetap harus memperhatikan pemenggalan. Mengetahui penggalan berarti menangkap atau memahami maknanya.

Manusia hidup dalam penggalan-penggalan waktu. Namun pribadinya mesti utuh. Integral; tidak terpenggal-penggal. Kata Earl Nightingale, "Integrity is the seed for achievement. It is the principle that never fails." (Integritas itu benih untuk keberhasilan. Prinsip yang tidak pernah gagal)

Salam dan Tuhan memberkati.
SOHK, Sabtu 12 November 2022AlherwantaRenalam ke-219

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.