1 min dibaca
13 Nov
13Nov
Suara Keheningan | RP. ALbertus Herwanta, O.Carm

Rumahku dekat pasar. Waktu kelas dua SMP, aku sering pergi ke pasar. Sebelum berangkat mengajar di sekolah, ibu memberiku uang belanja. Artinya, aku mesti berbelanja ke pasar, lalu memasak sayur dan lauk untuk makan siang seluruh rumah. Setelah itu, aku berangkat sekolah, karena kelasku masuk siang; jam 13.00.

Bertransaksi dengan ibu-ibu pedagang sayur di pasar hampir menjadi pekerjaanku sehari-hari. Kecakapanku dalam tawar-menawar tidak bisa ditawar. Memang, belanja di pasar tradisional menuntut kemampuan menawar. Berbeda dengan belanja di supermarket yang semua harga barangnya sudah "fixed."

Ketika belajar ilmu ekonomi, aku tahu pengertian abstrak dari pasar, yakni transaksi (jual-beli). Pasar itu bukan hanya lokasi, tetapi peristiwa. Di mana ada transaksi, di sana ada pasar. Itulah yang membuat ekonomi masyarakat berputar.

Yang ditransaksikan barang dan jasa ("goods and services"). Pasar bisa berperan sebagai penghubung antara produsen dan konsumen. Konsumen menikmati yang disajikan oleh produsen. Untuk bisa mengonsumsi, para konsumen itu mesti produktif; bekerja menghasilkan uang.

Pemimpin negara bertanggungjawab menciptakan keseimbangan antara produksi dan konsumsi. Rakyat tetap harus produktif supaya bisa menjadi konsumen. Bila banyak rakyat menganggur transaksi terganggu. Ekonomi negara bisa sakit.

Untuk menekan pengangguran, lapangan kerja diciptakan. Barang yang bisa diproduksi sendiri tidak perlu diimpor. Di samping menciptakan lapangan kerja, kebijakan itu menghemat devisa. Menghentikan impor bukan tanpa tantangan, karena menyetop kran ekonomi para importir. Bisa dimusuhi.

Namun, pemimpin negara mesti menghadapi importir yang merugikan rakyat dan negara. Dibubarkannya PETRAL oleh Presiden Jokowi hanyalah satu dari sekian langkahnya yang amat bernyali. "Calo" yang sudah berkelindan dengan pemerintah Orde Baru itu seperti vampir yang menghisap darah ekonomi rakyat.

Singkatnya, pemimpin sejati itu dituntut memiliki kemampuan memberdayakan rakyatnya. Siapa presiden 2024 yang mampu mewujudkan hal itu? Dia tidak membiarkan rakyatnya lemah dan menjadi objek pasar. Negaranya harus berdaulat, punya daya tawar, dan tidak dijajah oleh pasar.

Salam dan Tuhan memberkati.
SOHK, Minggu 13 November 2022AlherwantaRenalam ke-220

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.