1 min dibaca
30 May
30May

Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Hari ini Gereja Katolik merayakan Hari Raya Tritunggal Mahakudus; satu kodrat Allah dalam tiga pribadi. Inilah inti iman akan Allah yang terpenting; sekaligus ditakuti. Artinya, banyak orang Katolik yang jarang dan takut menghadapi pertanyaan tentang isi iman ini.

Katekismus Gereja Katolik no.234 menegaskan, "Misteri Tritunggal Mahakudus adalah rahasia sentral iman dan kehidupan Kristen. Itulah misteri kehidupan batin ilahi, dasar pokok segala misteri iman yang lain dan cahaya yang meneranginya. Itulah yang paling mendasar dan hakiki dalam hirarki kebenaran iman."

Kehidupan Kristen diawali, dijalani dan diakhiri dengan tanda Trinitaris itu. Pertama, orang dibaptis dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus (Mat 28: 19). Kedua, orang Kristen menyucikan diri dengan membuat tanda salib yang Trinitaris. Akhirnya, sebelum mereka dikubur atau dikremasi diberkati dengan pesan, "Berangkatlah memasuki kehidupan abadi dengan membawa tanda kemenangan Kristus, dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus."

Kalau misteri Trinitas itu begitu mendasar, mengapa waktu mesti menjelaskannya banyak orang Katolik seolah menghindar? Salah satu penyebabnya adalah rasa tidak mampu menjelaskan. Namun hal itu tidak perlu menjadi alasan. Mengapa?

Pertama, karena itu menyangkut rahasia Allah. Jangankan tentang Allah, memahami manusia yang terbatas saja susah. Dengarkan keluhan para suami yang gagal memahami isterinya. Kedua, hanya kalau Allah memperkenalkan Diri orang dapat mengenal-Nya. Itu pun hanya sebagian.

Karena itu, yang diperlukan hanyalah menjelaskan sebagian dari misteri Trinitas itu. Bagaimana? Begini. Allah itu adalah kasih dan dalam kasih ada relasi. Maka, ada yang mengasihi dan dikasihi serta kekuatan untuk mengasihi. Karena kasih Allah begitu sempurna, itu dapat menjadi pribadi. Kasih Allah menjadi pribadi Yesus Kristus, Allah Putera. Kekuatan kasih Allah kepada Putera mewujud dalam Allah Roh Kudus. Jadi, Allah itu hanya satu; bahkan Mahaesa. Namun bisa mewujud dalam tiga pribadi. Allah Bapa berbeda dari Allah Putera; berbeda dari Allah Roh Kudus. Namun hakikatnya sama, yakni Allah.

Tentu penjelasan ini tidak memuaskan, karena Allah itu Mahatakterbatas. Bagaimana manusia yang terbatas mau menjelaskan seluruh Diri Allah? Minimal orang dapat memahami bahwa di dalam Allah ada relasi kasih. Manusia diciptakan secitra dengan Allah. Artinya, memiliki relasi kasih. Karena itu, pesan terpentingnya bukan semata-mata memahami Allah dengan menggunakan akal budi, tetapi menghayati misteri itu dalam kasih sehari-hari. Semakin orang mengasihi, semakin orang berada dalam misteri Trinitas itu.

Apakah saudara puas? Saya harap tidak. Mengapa? Kalau puas, saudara tidak akan mencari lagi. Kedua, siapa saya ini sehingga harus memuaskan saudara? Kalau saudara kecewa, apakah itu tanggung jawab saya? Kan saya hanya menulis, saudara yang memutuskan sendiri untuk membacanya.

Minggu, 30 Mei 2021 | Hari Raya Tritunggal Mahakudus | RP Albertus Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.