1 min dibaca
06 Aug
06Aug

Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Puncak gunung sangat bermakna bagi banyak budaya dan agama. Budaya Nusantara, misalnya, meyakini bahwa puncak gunung itu lokasi Sang Ilahi. Di sana para raja bersemedi dan tempat makam raja-raja, karena dianggap sebagai tempat suci.

Di tempat yang suci itu kemuliaan terjadi. Di samping itu dekat dengan yang Mahatinggi, untuk sampai ke sana orang harus mesti meninggalkan semua yang di bawah, baik dalam arti jasmani dan rohani. Melepaskan segalanya yang duniawi.

Sang Guru Kehidupan menampakkan kemuliaan juga di atas gunung. Setelah mengajar para murid-Nya tentang jalan derita dan kematian, Dia menunjukkan tujuan yang bakal (dan sebenarnya telah) dicapai-Nya.

Klimaks dari kemuliaan di hadapan tiga murid-Nya (Petrus, Yakobus dan Yohanes) itu diselimuti awan yang dari dalamnya terdengar suara tentang Dia, "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia!" (Mrk 9: 7). Puncak gunung dan awan itu mengandung misteri. Suara yang terdengar menggelegar pasti membuat buluk kuduk berdiri. Maka, ketiga murid itu ketakutan setengah mati.

Peristiwa kemuliaan itu sudah dinubuatkan Daniel dalam Perjanjian Lama (Dan 7: 9-10. 13-14). Santo Petrus membagi kesaksian iman tentang itu dalam suratnya (2 Ptr 1:16-19). Yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama terpenuhi dalam Perjanjian Baru.

Lewat kemuliaan-Nya di atas gunung Sang Guru menegaskan tentang siapa Diri-Nya, yang dikasihi Allah dan berkenan kepada-Nya. Orang diajak untuk mendengarkan Dia (Mrk 9: 7). Pesannya, supaya orang mengikuti Dia. Mereka yang percaya dan mengikuti Dia akan masuk pula ke dalam misteri kemuliaan-Nya.

Bagaimana caranya? Pertama, berjalan sampai ke puncak gunung; melepaskan semua yang di bawah (remeh temeh duniawi). Kedua, mendengarkan Dia dalam arti menaati (obedire, bhs Latin) dan melaksanakan. Ketiga, berada bersama Dia dalam puncak penderitaan-Nya di Kalvari.

Tidak ada jalan lain. Bukankah Dia mencapai kemuliaan-Nya lewat penderitaan hingga mati yang sulit dipahami akal-budi dan rasa insani? Semua penderitaan yang disatukan dengan penderitaan-Nya akan mencapai kemenangan. Itulah satu-satunya jalan bagi mereka yang ingin bersama-Nya mengalami misteri kemuliaan.

Jumat, 6 Agustus 2021| Pesta Transfigurasi Putra Ilahi | RP Albertus Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.