1 min dibaca
02 Dec
02Dec

Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Orang baik dan orang jahat bisa sama-sama mengetahui bahwa Tuhan itu ada. Baik malaikat maupun setan mengenal Tuhan (bdk Yak 2: 19). Mereka semua bisa berseru kepada Tuhan. Lalu apa yang membedakan keduanya itu?

Orang beriman sejati dan orang baik berseru kepada Tuhan karena percaya. Mereka juga melaksanakan kehendak-Nya. Hidupnya teguh dan kokoh. Para malaikat melayani Tuhan.

Sedang setan sebagai tukang tipu dan para pengikutnya suka "memanipulasi" Tuhan. Mereka menyerukan nama Tuhan demi pelbagai kepentingan diri. Misalnya, berkoar-koar atas nama Tuhan untuk tujuan politis atau ekonomis. Hidup mereka diombang-ambingkan kepentingan.

Karena itu, Sang Guru Kehidupan mengajar, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga" (Mat 7: 21).

Berseru kepada Tuhan saja tidak cukup, karena motivasi dan tujuannya bisa bermacam-macam. Ukuran untuk menilai kadar iman akan Tuhan itu bukan seruan, tetapi perbuatan yang sesuai dengan ajaran-Nya.

Berdoa dan menyerukan nama Tuhan tentu tetap perlu dilakukan. Seruan itu akan menjadi lengkap tatkala didukung perbuatan nyata demi kemuliaan nama-Nya dan kebaikan sesama.

Itulah yang membuat hidup orang beriman kokoh kuat; bagaikan rumah yang dibangun di atas batu (Mat 7: 24-25). Hidup imannya tidak berhenti hanya pada menyerukan nama Tuhan.

Kamis, 2 Desember 2021RP Albertus Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.