1 min dibaca
16 Feb
16Feb
Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm


Setiap manusia adalah pribadi dengan identitas khas. Berdasarkan identitas itu orang dikenali. Misalnya, dengan membaca Kartu Tanda Penduduknya, orang mengenal siapa nama, apa agama, status pernikahan, dan pekerjaan seseorang.

Keterangan pada KTP itu hanya menunjukkan secuil pribadi pemiliknya. Kebanyakan tidak akurat. Agama dan status perkawinan bisa berubah. Demikian juga profesi. Karena bisa tidak akurat, mungkin saja KTP itu menyesatkan. Minimal tidak sesuai dengan kenyataan.

Banyak orang yang terjebak dalam labelisasi, baik melabeli diri sendiri maupun orang lain. Di masa Orde Baru, ada tokoh politik yang dijuluki Bapak Pembangunan. Bahwa beliau membangun Indonesia, ada benarnya. Namun, kerusakan yang ditimbulkan selama pemerintahannya bisa jadi lebih parah. Benarkah label itu? Bisa jadi palsu!

Dalam dua pemilihan umum yang terakhir, warga negara Indonesia seakan terpecah jadi dua kelompok. Sebagian cebong dan yang lain kampret. Mereka yang kuat melabeli diri, kuat juga dalam melawan kelompok label lainnya. Mereka saling bersitegang, meledek, dan mencemooh seakan-akan label itu adalah dirinya. Tentu, itu palsu!

Zaman ini menuntut orang menjadi sukses. Mereka yang sukses merasa bangga dan berkata, "Aku sukses." Sementara yang gagal mengira dirinya adalah kegagalan. Sukses dan gagal itu hanya label. Bukan inti diri seseorang. Keduanya relatif; datang dan pergi.
Berusaha mengatasi kegagalan dan mencoba meraih sukses itu tugas manusia.

Tetapi kegagalan dan keberhasilan bukan kriteria untuk mengukur dan melabeli manusia. Semua orang, baik yang sukses maupun yang gagal memiliki identitas yang sama, yakni manusia. Identitas sejatinya adalah kemanusiaannya.

Kemanusiaan itu tampak dalam kemampuannya mengasihi. Karena itu, pada akhir hidup yang dipertanggungjawabkan bukan keberhasilan atau kegagalannya, melainkan kemanusiaannya. Sejauh mana orang telah mewujudkan identitas dirinya, yakni dengan mencintai. Kalau itu terwujud, dia tidak perlu peduli lagi dengan labelisasi yang kini menjadi-jadi.

Salam dan Tuhan memberkati.
SOHK, Kamis 16 Februari 2023AlherwantaRenalam 048/23

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.