1 min dibaca
25 Jan
25Jan

Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Semua orang dianugerahi bakat dan kemampuan yang bermanfaat untuk mengembangkan diri dan menyejahterakan hidupnya.

Mereka yang berani keluar dari "penjara" pribadi bikinannya sendiri akan berkembang dan terbang tinggi seperti "rajawali." Sementara yang terkurung dalam "zona nyaman" (cari aman) sulit tumbuh dan berhasil.

Saulus adalah seorang yang sangat berbakat. Kata-kata pembelaannya di depan orang banyak menegaskan identitasnya (Kis 22: 3-5). Namun dia terobsesi oleh semangatnya menaati hukum Taurat yang dikira bakal menyelamatkan dirinya. Itulah kurungan yang memenjarakan dirinya.

Perjalanannya ke Damsyik dalam rangka menangkap para pengikut Jalan Tuhan membuka mata hatinya. Dia berjumpa dengan Juru Selamat (Jalan Kebenaran) dan bertobat, menjadi pengikut-Nya dan menjadi rasul agung bagi pewartaan-Nya (Kis 22: 14-16).

Pengalaman mistik dalam perjalanan ke Damsyik itu bagaikan pembuka "penjara" imannya. Dia yang sebelumnya yakin sekali bahwa keselamatan bisa diperoleh dengan usahanya sendiri (menaati hukum Taurat) menjadi percaya bahwa keselamatan adalah anugerah ilahi lewat kasih-Nya.

Keselamatan itu hanya bisa diperoleh lewat Sang Jalan Lurus; Sang Kebenaran. Dia yakin sepenuhnya bahwa mereka yang menaruh percaya kepada-Nya akan diselamatkan.

Itulah yang kemudian menjiwai seluruh hidup dan pewartaannya. Hingga akhir hidupnya (dipenggal kepalanya di luar kota Roma) dia tidak pernah kembali ke dalam penjara dirinya. Pewarta sejati memang harus keluar dari dirinya.

Paulus telah menanggalkan dan meninggalkan dirinya sendiri serta pergi ke ujung dunia untuk menjadi rasul agung yang meninggalkan "legacy" iman yang nilainya tak terkatakan. Itu semua terjadi karena dia telah keluar dari penjara dirinya.

Selasa, 25 Januari 2022Pesta Bertobatnya Santo Paulus RP Albertus Magnus Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.