1 min dibaca
04 Sep
04Sep

Suara Keheningan I RP. Albertus Herwanta, O.Carm 

Mendengarkan dan merenungkan Frman Tuhan orang menemukan kebijaksanaan, nasihat atau pelajaran. Itulah yang aku temukan tatkala merenungkan Lukas 4: 38-44. Minimal ada empat  inspirasi penting dari sikap hidup Sang Guru Kehidupan.

Pertama, setelah beribadah Dia meninggalkan rumah ibadah dan pergi ke rumah Simon yang ibu mertuanya sedang sakit, lalu menyembuhkan dia (Luk 4: 38-39). Kedua, saat petang tiba banyak orang sakit dibawa kepada-Nya dan Dia menyembuhkan mereka (Luk 4: 40-41). Ketiga, Dia pergi ke tempat yang sunyi untuk berdoa sementara orang banyak mencari-Nya (Luk 4: 42). Akhirnya, Dia meninggalkan daerah itu untuk pergi mewartakan Injil di kota-kota lain, karena untuk itulah Dia datang ke dunia (Luk 4: 43-44). Bukan untuk menuruti keinginan manusia.
Apa inspirasinya? Pertama, ibadah itu erat kaitannya dengan hidup sehari-hari. Ibadah perlu diaktualisasi untuk memperbaiki kehidupan ini. Kedua, mengikuti Sang Guru Kehidupan berarti ikut menyelamatkan umat manusia. Misalnya, menyembuhkan orang sakit dan membebaskan mereka yang dikuasai setan. Ketiga, agar berhasil dalam melakukannya, orang perlu bergaul akrab dengan Tuhan, sumber kebenaran dan kekuatan. Akhirnya, mereka yang diutus untuk membebaskan dituntut melepaskan diri dari segala kelekatan. Tidak mungkin membebaskan, bila dirinya sendiri terikat.
Empat pelajaran itu berlaku bagi pribadi dan lembaga yang diutus untuk membawa keselamatan manusia. Misalnya, pemimpin atau lembaga agama. Mereka dipanggil untuk terlibat dalam kehidupan konkret. Peduli kepada yang menderita. Akrab bergaul dengan Tuhan. Bebas dari semua kelekatan.
Yang melakukan itu secara konsisten akan berhasil mencapai misinya. Sebaliknya, yang berkutat pada kepentingan sendiri, membiarkan diri dimanipulasi dan terjebak dalam diskriminasi amat sedikit berkontribusi.

Rabu, 1 September 2021RP Albertus Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.