1 min dibaca
07 Nov
07Nov
Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Umumnya orang menghubungkan harga dengan nilai ekonomis suatu barang. Itu baik dan perlu. Harga sangat menentukan kondisi ekonomi suatu negara. Bukankah ketika harga-harga barang naik akan berpengaruh pada angka inflasi?

Meski demikian, harga dalam arti ekonomis hanyalah salah satu dari sekian banyak nilai lain. Harga bisa terkait dengan nilai manusia. Di sana, harga bisa dikaitkan dengan kemampuan manusia. Makin tinggi kemampuannya, makin akan dihargai.

Pada era 1970an Indonesia mengirim banyak guru ke Malayasia. Nama Indonesia tentu terhormat di sana. Namun, kemudian seakan merosot harganya ketika Indonesia mengirim tenaga kerja yang ketrampilannya rendah. Akibatnya, dihargai rendah.

Presiden Joko Widodo ingin mengangkat harga diri bangsa. Beliau mengirim tenaga terampil ke Korea Selatan. Langkahnya amat bermartabat dan membawa nama Indonesia kembali terhormat.

Tidak berhenti di situ. Dalam forum-forum internasional, Presiden Joko Widodo tidak mau berfoto bersama para pemimpin negara lain pada posisi belakang atau pinggir, tetapi di depan dan kalau mungkin di tengah. Berulangkali beliau menyatakan bahwa itu bukan untuk menonjolkan diri beliau, melainkan untuk mengangkat harga diri bangsa dan negara Indonesia.

Lebih dari itu, beliau membawa Indonesia pada tingkat harga yang tinggi di dunia. Beliau mendapat pelbagai penghargaan, karena telah menunjukkan kualitas yang bernilai tinggi. Sikapnya yang tegas dan kemauannya bekerja keras menunjukkan bahwa yang dipikirkan, dikatakan, dan dilakukan memang berbobot. Amat berharga.

Ironis, bahwa prestasi dan kinerja beliau dihargai di luar negeri, tetapi oleh sebagian orang dicemooh di negeri sendiri. Elang yang terbang tinggi bisa membuat ayam pada iri. Reaksi dan sikap negatif itu menunjukkan ekspresi pribadi yang kurang berharga.
Harga memang penting. Bukan untuk menilai barang, tetapi juga manusia. Mereka yang ingin dihargai perlu membangun dirinya layak dihargai. Bukan dengan banyak berbicara, tetapi dengan aksi dan prestasi.

Salam dan Tuhan memberkati.
SOHK, Senin 7 November 2022AlherwantaRenalam ke-214

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.