1 min dibaca
29 Jul
29Jul

Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Persahabatan sangat lazim di antara manusia. Di samping mempunyai saudara kandung banyak yang bersahabat dengan orang di luar keluarganya. Sebagian dari sahabat itu jauh lebih erat hubungannya daripada saudara kandung.

Sahabat sungguh diperlukan dalam menjalani hidup ini. Mereka itu menjadi teman berbagi suka-duka hidup. Bukankah kesedihan yang dibagikan menjadi makin ringan dan sukacita yang diceritakan berlipat makna dan manfaatnya?

Sang Guru Kehidupan juga mempunyai sahabat. Dia memilih dua belas rasul yang kemudian menjadi dasar dari Gereja yang dibangun-Nya. Ada pula beberapa wanita yang telah mengalami kuasa-Nya lalu ikut berkeliling, membantu pelayanan-Nya.

Di samping itu, ada sahabat khusus atau istimewa. Mereka adalah tiga bersaudara, Marta, Maria dan Lazarus. Keluarga ini tinggal di Betania, sebuah lokasi yang menjadi persinggahan bagi mereka yang berjalan dari Yeriko menuju Yerusalem.

Di rumah ketiga sahabat-Nya itu Sang Guru sering mampir. Mereka menyambut-Nya dengan kasih persahabatan. Marta biasanya sibuk melayani kebutuhan, sedang Maria suka duduk di dekat kaki Tuhan, penuh perhatian mendengarkan. Keduanya mendapat perhatian khusus dari Sang Guru. Masing-masing menerima ganjaran yang besar dari Sang Guru. Tuhan menjawab kasih yang diungkapkan kepada-Nya.

Bagaimana dengan Lazarus? Dia tidak banyak tampil. Sepertinya, hanya dua kali disebut. Pertama, ketika Sang Guru membangkitkannya dari kematian. Kedua, saat Sang Guru mampir di rumahnya menjelang peristiwa penangkapan dan penyaliban-Nya.

Namun tidak berarti dia lebih kurang berarti dibandingkan kedua saudarinya. Justru lewat dialah hadiah sangat istimewa diberikan kepada keluarga ini. Saat Lazarus sakit, kedua saudarinya mengirim berita kepada Sang Guru. Kemudian Dia datang membangkitkannya. Inilah hadiah persahabatan dari Tuhan.

Seandainya, Sang Guru kini berada di tengah kita, tidak perlu orang takut dan cemas menghadapi pandemi. Cukup lapor kepada-Nya dan Dia akan datang membangkitkan mereka yang mati. Itu tidak terjadi bukan karena Tuhan kini kurang peduli. Dia memberikan kehidupan yang jauh lebih baik daripada dihidupkan kembali dari mati. Bukankah Lazarus kemudian mati lagi dan dikubur?

Yang jauh lebih penting adalah hadiah utama berwujud hidup abadi yang diberikan kepada semua orang yang percaya dan bersahabat dengan Dia. Bukankah Dia bersabda, "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya?" (Yoh 11: 25-26).

Kamis, 29 Juli 2021Peringatan Marta, Maria dan Lazarus | RP Albertus Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.