1 min dibaca
18 Jul
18Jul

Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Relasi antara Allah dan manusia diwartakan dalam pelbagai gambaran. Dalam relasi antara suami-isteri yang diikat dengan tali kesetiaan, misalnya. Yang lain menggambarkan Allah itu seperti gembala; umat manusia domba-domba-Nya.

Allah, Sang Gembala itu menunjuk para pemimpin untuk menjalankan peranan penggembalaan-Nya. Sebagian dari mereka baik; berkorban dan bertanggungjawab atas domba-dombanya. Sebagian jahat dan hanya mengambil manfaat. Domba-domba yang tidak memberi keuntungan, mereka biarkan. Tercerai-berai; tak karuan.

Tuhan Allah tidak berkenan kepada gembala model begini. "Celakalah para gembala yang membiarkan kambing domba gembalaan-Ku hilang dan terserak" (Yer 23: 1). Allah sendiri yang akan menggembalakan mereka (Yer 23: 3) dan memberikan Gembala sejati dari keturunan Daud (Yer 23: 5). Dia dijuluki TUHAN-keadilan kita (Yer 23: 6).

Gembala sejati itu mewujud dalam Sang Guru Kehidupan. Dia amat peduli kepada umat manusia, terutama yang haus mendengarkan Dia. Meski Dia menyepi untuk beristirahat, khalayak itu tetap mencari. Melihat mereka itu seperti domba yang tanpa gembala, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan (Mrk 6: 34). Dialah Gembala yang berbelaskasihan. Dia sudah berlipatganda dalam mereka yang percaya kepada-Nya dan terus mewujudkan kasih-Nya.

Di tengah situasi pandemi ini, banyak orang cemas dan kehilangan pegangan. Mereka seperti domba tidak bergembala. Sebagian pemimpin dan pelayan masyarakat yang mestinya menggembalakan malah pergi. Ada yang justru memanfaatkan situasi untuk kepentingan pribadi. Benar-benar gembala jahat!

Namun Sang Gembala sejati tidak pernah tersingkirkan oleh gembala jahat. Dia mewujud dalam begitu banyak orang yang bersimpati. Mereka membantu para korban dengan kasih dan keikhlasan. Ada pengusaha yang menyumbangkan oksigen, ada umat yang memberdayakan warung-warung untuk menyediakan nasi bungkus bagi rakyat yang kesusahan. Dalam diri mereka tampaklah Sang Gembala Berbelaskasihan dan TUHAN-keadilan kita!

Minggu, 18 Juli 2021RP Albertus Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.