1 min dibaca
14 Sep
14Sep
Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Dalam perjalanan di padang gurun, bangsa Israel mengeluh dan marah kepada Tuhan serta meremehkan makanan yang Tuhan sediakan bagi mereka. Akibat ulahnya itu Tuhan mengirim ular-ular yang menggigit mereka. Maka, bangsa itu memohon agar Musa berdoa bagi mereka.

Musa berdoa kepada Tuhan agar menjauhkan ular-ular itu dari mereka. Lalu, Tuhan meminta Musa untuk membuat ular tembaga dan memasangnya di sebuah tiang. Barang siapa digigit ular dan memandang ular tembaga itu akan selamat.

Dalam perjalanannya, umat manusia suka mengeluh dan marah kepada Tuhan. Banyak sekali yang meninggalkan Tuhan dan menempuh jalan sesat. Misalnya, main dukun untuk meraih sukses dan menjadi kaya.

Hidup mereka biasanya tidak tenang; jauh dari bahagia. Sebagian malah amat menderita. Mereka itu mesti bertobat dan kembali kepada Tuhan dan berdoa. Namun demikian, dengan mengandalkan daya kemampuannya sendiri doanya tidak sampai kepada Tuhan.

Syukurlah, Tuhan mengutus Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang percaya kepada-Nya tidak binasa (Yohanes 3:16). Hanya Dia yang telah turun dari surga dapat membawa kembali manusia berdosa yang telah bertobat ke sana (Yohanes 3: 13).

Jalan yang ditempuh untuk menuju ke surga adalah jalan salib (sengsara dan wafat). Itu hanya mungkin dilewati oleh mereka yang mau mengosongkan diri dan menjadi rendah hati (Filipi 2: 6-11).

Di atas salib itu, Yesus mengorbankan diri. Dia ditinggikan seperti ular di padang gurun yang ditinggikan untuk dilihat oleh mereka yang ingin selamat.

Dari atas salib itu, Tuhan Yesus berdoa kepada Tuhan agar mengampuni dosa dan kejahatan manusia. ”Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23: 34). Itulah doa Musa Baru.

Rabu, 14 September 2022Pesta Pengangkatan Salib rp albertus herwanta, o.carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.