1 min dibaca
09 Jul
09Jul

Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Ada yang sudah menonton video yang menayangkan pertemuan kembali para anggota militer yang pulang dari medan perang untuk menemui ibunya? Bagaimana para ibu menyambut mereka? Dibalut kejutan yang besar para ibu itu bersukacita dan memeluk anak terkasihnya. Erat, kuat, lama dan dalam kasih cinta.

Demikianlah kurang lebih yang terjadi pada pertemuan antara Yakub dan Yusup di Gosyen. "Lalu Yusup memasang keretanya dan pergi ke Gosyen mendapatkan Israel, ayahnya. Ketika ia bertemu dengan dia, dipeluknyalah leher ayahnya dan lama menangis pada bahunya" (Kej 42: 29). Perjumpaan orangtua dan anak yang kasihnya telah dipisahkan amat lama sungguh mengharukan.

Pertemuan itu bermakna mendalam, karena lebih dari hidupnya kembali ke semangat Yakub, tetapi utuhnya kembali ke suatu keluarga besar. Kebencian dan kejahatan saudara-saudara Yusup sepenuhnya tenggelam dalam kasih Yakub dan Yusup. Selamanya kasih menutupi dan mengalahkan kebencian dan kejahatan.

Lebih dari itu, Yakub mengalami tangan Tuhan yang menyelamatkan. Apa pun pengalaman pahit yang dialaminya memiliki makna yang mendalam bagi iman dan hidupnya. Tidak ada yang sia-sia tatkala dijalani dalam iman kepada Tuhan.

Siapa dapat membayangkan penderitaan Yakub yang anak terkasihnya mati dimakan binatang buas (menurut informasi anak-anaknya)? Apakah Yakub tidak ingat kata-kata palsu para anaknya itu? Namun semua itu terhapus oleh perjumpaan mengharukan.

Begitu mendalamnya pengalaman itu, hingga Yakub mengungkapkan kata-kata yang bernilai rohani amat tajam. "Sekarang bolehlah aku mati, setelah aku melihat mukamu dan mengetahui bahwa engkau masih hidup" (Kej 46: 30).

Tatkala terpisah dari dua anak terkasihnya, yakni Yusup dan Benyamin, Yakub khawatir bakal mati. Namun saat berjumpa kembali dengan Yusup, dia juga ingin (siap) untuk mati. Membingungkan? Tidak. Yang pertama mati karena kesedihan dan kekecewaan. Sedang yang kedua mati karena sukacita. Betapa bahagia mati dalam sukacita.

Ada banyak peristiwa dalam kehidupan Yakub, teristimewa menyangkut perilaku anak-anaknya. Sebagian amat menyakitkan dan mengecewakan. Namun dia menyadari bahwa tangan Tuhan bekerja. Melalui Yusup, orang benar, Yakub dan keluarganya telah diselamatkan oleh Tuhan.

"Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan; Dialah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan; Tuhan menolong dan meluputkan mereka dari tangan orang-orang fasik, Tuhan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung pada-Nya" (Mzm 37: 39-40).

Jumat, 9 Juli 2021 | RP Albertus Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.