Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Kebanyakan orang yakin bahwa hubungan antara mereka yang hidup dan yang sudah meninggal tidak terputus. Ada yang sungguh merasakan bahwa mereka itu masih menyertai yang hidup.
Hampir setiap agama memiliki ungkapan menyangkut relasi antara orang hidup dan mereka yang sudah meninggal. Ada keyakinan bahwa yang sudah meninggal masih membutuhkan makanan-minuman dalam perjalanan di dunia sana. Maka, lewat upacara tertentu, secara simbolis, mereka yang hidup mengirimkannya.
Apakah hal itu yang sungguh mereka perlukan? Bukan. Yang terutama adalah keselamatan dan ketenteraman jiwanya. Karena itu, yang paling tepat adalah berdoa memohon hal itu kepada Tuhan.
Lalu apakah dasar dari doa itu? Dasarnya adalah iman akan Tuhan dan pengharapan akan kerahiman-Nya. Iman dan pengharapan itu bertumpu pada sabda Tuhan yang berkehendak menyelamatkan manusia.
Kitab Kebijaksanaan mengingatkan, "Orang yang telah percaya pada Allah akan memahami kebenaran dan yang setia dalam kasih akan tinggal pada-Nya. Sebab kasih setia dan belas kasihan menjadi bagian orang-orang pilihan-Nya" (Keb 3: 9).
Belas kasihan Tuhan itu telah mewujudnyata dalam seorang pribadi. Dialah yang mengajarkan dan menjadi jaminan keselamatan jiwa.
Sang Guru Kehidupan bersabda, "Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman" (Yoh 6: 37-39).
Orang memiliki alasan kuat untuk berdoa memohon belas kasihan Tuhan bagi keselamatan jiwa mereka yang sudah meninggal. Karena yang sudah meninggal tak lagi dapat memohon dengan tubuhnya, yang masih hidup perlu mendoakannya. Doa itu menunjukkan bahwa orang tetap dipersatukan dengan orang yang sudah meninggal.
Selasa, 2 November 2021| Peringatan Arwah Kaum Beriman | RP Albertus Herwanta, O. Carm.