Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Sebutan di atas biasa dikenakan pada orang-orang yang menghabiskan hidupnya untuk mengabdi kepada raja atau sultan. Mereka bisa ditemukan di kraton Jogja, misalnya.
Motivasi yang mendorong pengabdian itu antara lain kesetiaan atau loyalitas. Mereka tidak menerima "gaji" layaknya karyawan yang bekerja di suatu perusahaan dengan bayaran berdasar sistem meritokrasi. Upah mereka adalah kesempatan boleh mengabdi kepada raja atau sultan.
Bagaimana mereka dan keluarganya bisa hidup, untuk banyak orang itu misteri. Kalau ada yang berasal dari keluarga itu, barangkali bisa berbagi. Yang jelas hingga kini mereka masih melakukan pekerjaannya dan tampak tenang hidupnya.
Kalau menjadi "abdi dalem" dengan kesetiaan "full" saja bisa memberikan rasa tenang dan damai, betapa lagi mengabdi kepada Tuhan, Raja yang sesungguhnya. Kendati demikian, hidup demikian bukan pilihan semua orang. Banyak yang lebih memilih mengabdi kepada barang-barang mati seperti mamon.
Sang Guru Kehidupan mengingatkan, “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kalian tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon" (Mat 6: 24).
Ajarannya sangat jelas. Tuhan tidak bisa dicampur dengan mamon. Mengabdi kepada salah satu menuntut loyalitas. Memang buahnya berbeda. Mengabdi barang dan uang tidak pernah membuat hidup tenang. Harta justru membawa rasa takut dan khawatir.
Sebaliknya, mengabdi Tuhan membawa kebahagiaan dan keselamatan. Mereka yang menjadi hamba Tuhan ("ABDI DALEM") akan menikmati hidup sejati. Bukankah Allah itu sumber dan tujuan dari kehidupan manusia? Yang mengabdi-Nya tidak perlu merasa takut dan khawatir, karena Dia selalu hadir. Di mana pun hamba-Nya berada, Dia melindunginya.
Tuhan senantiasa ada pada saat ini. Mereka yang mengerti dan menghayati serta menikmatinya dibebaskan dari tirani masa lalu dan ketakutan akan masa depan. Hidup mereka jauh lebih tenteram, karena mengabdi Tuhan sebagai "Abdi Dalem" yang sejati.
Sabtu, 19 Juni 2021RP Albertus Herwanta, O. Carm.