Suara Keheningan | RP. Inosensius Ino, O.Carm
Bacaan I | Daniel 9:4b-10
Ada tugas yang selalu menjadi bagian dari tugas panggilan nabi yakni berdoa di hadapan Tuhan sebagai perantara dan pembawa doa permohonan bagi umatnya. Bacaan kita hari ini adalah bagian dari doa panjang pertobatan dan permohonan yang diucapkan Daniel bagi bangsanya (ayat 4b-19).
Alur pemikirannya mirip dengan doa Azarya (Dan 3: Puasa minggu ke-3 - Selasa). Baik di sana-sini diakui: "Engkau, Tuhan, benar, tetapi kami malu" (9:7). Permohonan pengampunan dan pertolongan pertama-tama memohon belas kasihan Allah (ay. 9), kedua kepada kuasa-Nya yang lebih awal (ay. 15).
Akan tetapi, alasan utama Allah untuk menolong terletak pada kehormatan nama-Nya: "Nama-Mu telah disebut atas kotamu dan atas bangsa-Mu" (ayat 19). - Kel 34:6-7; Ul 7:9,21; Neh 1:5; 1 Raja-raja 8:46-51; Tob 3:3; Bilah 1:15-22; Neh 9:34; Yeremia 7:25-26; Ul 28:64; Neh 9:17; Ul 28:15; Yeremia 26:4-6.
Lukas 6:36-38
Dalam Injil Matius kita membaca persyaratan: "Kamu harus sempurna, sama seperti Bapamu yang di surga" (Mat 5:48). Lukas berkata: "Kasihanilah, seperti Bapamu" (6:36); formula itu mungkin bentuk yang lebih orisinal dari kata-kata Yesus.
Tuntutan "Kasihanilah" mengikuti perintah untuk mengasihi musuh (6:35) dan membentuk pendahuluan dari empat tuntutan lebih lanjut dalam Lukas: "Jangan menghakimi... Jangan mengutuk... Maafkan satu sama lain dan berikan …” Semua tuntutan ini didasarkan pada tema belas kasihan dan peniruan (Nahahmung) Tuhan.
Penghakiman Allah akan sesuai dengan perilaku manusia. Namun dengan memperluas ayat 38 dalam Lukas (dibandingkan dengan Matius 7:2), penekanannya bergeser dari kekerasan ke kemurahan hati Allah, dari ketakutan ke pengharapan. Tuhan selalu lebih besar, lebih murah hati. - Kel 34:6-7; Matius 7:1-2; Yakobus 2:13; Amsal 12:14; Markus 4:24.
Pertanyaan refleksi:
Dalam hal apa hari ini saya sudah membuktikan bahwa ada pergeseran dari kekerasan ke kemurahan hati dan dari ketakutan ke pengharapan?