1 min dibaca
Cinta ini bukanlah welas asih
Suara Keheningan | RP. Inosensius Ino, O.Carm

Perjanjian antara Yahweh dan umat-Nya disajikan dalam Ulangan 26:16-19 dalam bentuk kontrak bilateral. Yahweh menyatakan bahwa dia akan menjadi Tuhan Israel; Israel menyatakan ingin menjadi umat Yahweh. 

Formula kontraktual ini juga dikenal di tempat lain di Perjanjian Lama (mis. Kel 6.7; Yer 31.33). Kesetaraan para pihak yang berkontrak hanya terlihat jelas; karena dalam kedua bagian dari perjanjian- perjanjian itu Israel mengikatkan diri pada ketaatan kepada Allah. 

Perjanjian ini tidak dibuat untuk kemuliaan dan pujian bagi Israel, tetapi semata-mata untuk kemuliaan Allah. Namun, Israel berbagi kehormatan ini karena mereka adalah umat yang suci; orang-orang yang menjadi milik dan didedikasikan untuk Allah (2 Sam 7:24).

Kata "kamu harus sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga" adalah persyaratan terakhir dalam Matius di akhir bagian kebenaran baru. Bagi murid Yesus, penafsiran hukum lama yang biasa (ay. 43) tidak lagi memadai, dan tentu saja bukan praktik para pemungut cukai dan orang kafir (ay. 46 dan 47). 

Tidak ada perbedaan yang lebih jelas daripada permintaan: cintai musuhmu. Manusia tidak dapat melakukan apa pun selain meniru Tuhan dalam hal yang paling ilahi dalam dirinya: dalam cinta-Nya, yang tidak menghitung apakah itu layak, tetapi hanya memberi kepada mereka yang membutuhkan-Nya, bahkan jika Dia sama sekali tidak dapat dicintai; lih. Luk 6:36. 

Cinta ini bukanlah welas asih, itu adalah kehendak, perbuatan dan doa. Siapa pun yang berpikir bahwa berdoa untuk musuh adalah hal yang kecil, maka ia harus mencobanya. | Im 19:18; Ayub 31:29; Lukas 6:27-36; 23,34; Kisah Para Rasul 7:60; Roma 12:20-21; Amsal 29:13; 1 Petrus 1:13-16; 1 Yohanes 3:3.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.