1 min dibaca
Bukan Persembahan, tapi Kesetiaan
Suara Keheningan | RP. Inosensius Ino, O.Carm

Cukup sering para nabi menentang kultus bait suci resmi dengan pelayanan pengorbanannya. Yahweh, Tuhan yang membawa Israel keluar dari Mesir dan membuat perjanjian dengan mereka, tidak menginginkan korban, tetapi ketaatan, kesetiaan dan kebenaran.

Aspek penting adalah bahwa dalam konteks Perjanjian Lama, persembahan sering dipahami sebagai tindakan simbolis untuk meminta pengampunan atas dosa dan pelanggaran. Namun, Perjanjian Baru menekankan bahwa Yesus Kristus mencapai pengampunan tertinggi atas dosa semua manusia melalui pengorbanannya di kayu salib. Oleh karena itu, persembahan dalam pengertian ini tidak lagi diperlukan.

Sebaliknya, Perjanjian Baru menekankan bahwa Allah terutama tertarik pada hubungan dengan kita berdasarkan ketaatan, kesetiaan, dan kebenaran. Ini berarti bahwa kita harus berusaha untuk mematuhi perintah Tuhan dan hidup menurut kehendak-Nya, daripada berfokus pada ritual atau persembahan eksternal.

Suara keheningan | Spiritualitas Karmel

Teresa dari Avila adalah seorang santa dan mistikus Spanyol abad ke-16 yang dikenal karena tulisan dan ajaran spiritualnya. Dalam karyanya, "Das Buch meines Lebens", dia berbicara banyak tentang pentingnya kesetiaan dalam latihan spiritual.

Bagi Teresa, kesetiaan adalah aspek mendasar dari kehidupan spiritual. Itu berarti mencintai Tuhan tanpa syarat dan mengikuti-Nya dalam segala hal. Kesetiaan juga melibatkan ketekunan dan ketekunan dalam praktik doa dan kontemplasi.

Teresa juga menekankan pentingnya kesetiaan dalam hubungan antar manusia. Kesetiaan di sini berarti memiliki kepercayaan dan rasa hormat satu sama lain dan mendukung satu sama lain di masa-masa sulit.

Secara keseluruhan, Teresa menekankan bahwa kesetiaan merupakan aspek penting dari kehidupan rohani yang memungkinkan kita untuk meningkatkan kepercayaan kita kepada Tuhan dan memperbaiki hubungan kita dengan orang lain.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.