2 min dibaca
Apa yang akan terjadi ketika sejarah dunia berjalan tanpa Tuhan?
Suara Keheningan | Rp. Inosensius Ino, O.Carm

Dalam Kitab Wahyu bab 11, 4-12, kita menemukan sebutan tentang Gereja akhir zaman. Apa sih sebenarnya Gereja akhir zaman itu? Gereja akhir zaman adalah kota suci Allah, yang diinjak-injak oleh bangsa-bangsa lain selama “empat puluh dua bulan”; pelataran depan bait suci juga ditinggalkan, hanya bagian dalam yang dilestarikan (Why 11:1-2).

Jangan lewatkan momen ini: https://kompasianival.kompasiana.com/voting

Kenyataan masa lalu itu, patut menjadi perhitungkan kita di zaman ini dan di masa depan. Bagian Why 11:3-13 juga harus dipahami dalam konteks ini. Ada pembicaraan di sini tentang dua "saksi" yang dicirikan sebagai nabi. Mereka memiliki ciri-ciri Musa dan Elia.

Kapan pun tampaknya seolah-olah tujuan Tuhan itu hilang dan sejarah dunia akan berjalan tanpa Tuhan, maka nabi seperti Musa dan Elia akan dipanggil. Ya, mereka dipanggil dengan konsekuensi mengalami nasib seperti para nabi: mereka mati di sma seperti dimana Tuhan mereka juga disalibkan (11:8).

Kitab Wahyu menyebut di "Yerusalem", yang sejak kematian Yesus bukan lagi tempat keselamatan tetapi tempat penghakiman. Ini bukan lagi Yerusalem geografis; itu bisa dengan mudah disebut Sodom atau Mesir atau . . . Di mana-mana para nabi ini adalah "penghuni bumi", itu berarti untuk orang kafir itu menyusahkan; suara Tuhan dibungkam: para saksi mati dengan kematian yang memalukan.

Jalan orang-orang yang mengaku Kristus akan menjadi semakin jelas seiring berjalannya waktu. Mereka menempuh jalan Yesus, jalan kemartiran, tetapi kemudian juga jalan pemuliaan bersama Kristus. Rujukan teks: Zak 4:1-3.11-14; Lukas 13:33-34; Matius 23:35-39; Yeh 37:10; Efesus 2:6-7; Flp 3:10.

Sementara itu dalam injil Lukas 20, 27-40 menceritakan dengan jelas tentang Yesus di Yerusalem dan sikapnya terhadap orang Saduki. Di Yerusalem, Yesus berhadapan dengan perwakilan Yudaisme. Kita tahu bahwa partai Saduki hanya menerima "hukum" sebagai norma iman mereka, yaitu lima kitab Musa. Karena mereka tidak menemukan apapun di sana tentang kebangkitan orang mati; maka mereka menolak ajaran itu sebagai murni tradisi manusia, tidak seperti orang Farisi.

Baca juga artikel ini: 4 Dilema Pertumbuhan Populasi Manusia, Antara Persaudaraan Universal dan Kepentingan Individu Negara Halaman 1 - Kompasiana.com 

Dengan cerita yang mereka bawakan (bdk. Ulangan 25:5 dst), mereka ingin mencemooh Yesus yang dalam hal ini berpihak pada orang Farisi. Tetapi pertama-tama Yesus memberitahu mereka bahwa pertanyaan mereka didasarkan pada asumsi yang salah, yaitu asumsi bahwa dunia yang akan datang hanyalah perpanjangan dari yang sekarang - ide yang sungguh miskin dan argumentasi yang lemah.

Dunia yang akan datang adalah realitasnya lebih besar: kematian akan ditaklukkan, yang dibangkitkan akan mengambil bagian dalam kemuliaan dan kehidupan Tuhan, hukum biologis dunia saat ini akan menjadi usang. Yesus kemudian memberikan bukti kitab suci kepada orang Saduki dari Kitab Keluaran (3:6), yang juga mereka terima sebagai kitab suci. 

Tuhan bukanlah Tuhan orang mati; Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Tuhan tidak dihormati dan disembah oleh orang mati, tetapi oleh orang hidup. Hal ini mau mengatakan bahwa hanya mereka yang hidup untuk Tuhan (ayat 38), mereka yang menghormati Tuhan, yang benar-benar hidup; sebaliknya mati adalah dia yang tidak hidup untuk Tuhan. Rujukan teks: Kel 3:1-6; Roma 7:14-25; 1 Kor 6:12-20; 15; 2 Kor 4:7 - 5:10.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.