2 min dibaca
02 Dec
02Dec

"Apa Yang diajarkan orang tua kita pada masa kecil akan sangat berguna pada saat kita dewasa, meskipun kadang saat kita menerima pengajaran dari orang tua tidak jarang kita tidak menerima atau menjalaninya tanpa sukacita karena terpaksa"

M. Regina A. Ch.W.C. Kirana

Aku berasal dari keluarga yang bisa dibilang bukan keluarga yang berada, mamiku seorang guru dan papiku seorang buruh pabrik panci dengan merk yang sangat terkenal dengan kekuatan produknya. Papiku adalah penggemar komik Mahabharata dan Ramayana sampai komik silat Kho Ping Ho, tokoh kesukaan papi di komik Mahabharata yaitu BIMA. Bima adalah tokoh pewayangan yang gagah berani, teguh, sangat kuat tabah, patuh dan jujur , pemberani untuk menghadapi segala sesuatu , membela kebenaran dan selalu menganggap semua orang adalah sederajat tidak pernah membedakan orang. 

Dalam keluargaku yang laki laki hanya papi dan kakak tertua aku, aku memiliki 2 kakak perempuan dan 1 adik perempuan. Papi dan mami cukup demokratis dan terbuka pada kami semua anak anaknya. Dalam keseharian untuk mengerjakan pekerjaan rumah sama sekali tidak dibedakan antara pekerjaan laki laki dan pekerjaan perempuan, semua harus bisa dikerjakan oleh semua anak anaknya. Papi dan mami selalu bilang “ nanti kalau sudah besar kalau harus jadi ‘penggede’ harus bisa, kalau jadi orang biasa pun harus bisa, karena semuanya adalah anugerah dan rencana Tuhan” dengan kata lain mami dan papi mengajarkan kami untuk tidak pilih-pilih pekerjaan karena semua pekerjaan dan tugas yang dihadapi harus bisa dilakukan. 

Oleh arena keluarga kami bukan orang yang berada, papi selalu berusaha untuk memperbaiki rumah sendiri tanpa bantuan tukang bangunan, sedikit demi sedikit rumah diperbaiki dengan kayu kayu seadanya atau dari sisa kayu packing mesin yang oleh pabrik akan dibuang. Hal yang aneh, untuk pekerjaan laki laki, papi lebih sering minta aku untuk membantunya dari pasang sumbu di kompor minyak ( saat aku kecil belum ada kompor gas hanya ada kompor minyak tanah yang meskipun berat banget harus rutin ditarik dan diganti sumbunya), pasang seng untuk atap rumah, pasang genteng sampai pasang plafon atap, papi selalu memanggil aku untuk membantunya, hanya yang berhubungan dengan listrik saja aku kerap menolak tidak berani untuk bantu papi. 

Seperti anak-anak pada umumnya saat aku diminta papi untuk membantu pekerjaannya, tidak jarang aku juga kadang marah dan menggerutu untuk melakukan pekerjaan itu, dengan menjawab “ kenapa sih papi ini ..aku lagi..aku lagi.. emang ndak ada anak laki laki apa, ini khan kerjaan laki laki?” tapi dengan santai dan sambil tertawa papi selalu menjawab “ masa sama beginian kalah? Anak bima harus kuat, jangan kalah sama barang, jangan kalah sama keadaan, ayo usaha, tidak ada yang tidak bisa kalau usaha, kalau usaha pasti ada jalan karena Tuhan pasti bantu kalau kita mau berusaha.”  Saat itu karena masih anak anak, aku belum memahami apa yang papi maksud dan aku hanya berusaha membantu sesuai perintah papi. 

Kalimat seperti itu selalu papi katakan padaku saat aku menghadapi kesulitan dalam mengerjakan sesuatu atau menghadapi masalah dan aku nyaris menyerah , meskipun kadang saat mendengar itu tidak jarang aku malah berkomentar “Aaaah….papi itu bukannya bantuin malah bilang gitu aja....” sambil aku tetap terus berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan atau menyelesaikan masalah yang kuhadapi sampai aku bisa mengerjakannya atau menemukan jalan keluarnya. Papi aku tidak pernah meninggalkan aku sendiri saat aku benar benar kesulitan dan akhirnya menyerah ,papi selalu membantu untuk mengerjakannya, memberikan contoh cara pengerjaannya atau memberikan jalan keluar dari masalah yang aku hadapi.


Saat ini aku mengerti kenapa Tuhan mengajarkan aku lewat papi hal hal yang seperti itu. Karena setelah dewasa ilmu pertukangan yang diajarkan papi amat membantu aku untuk merancang dan membimbing para staf di bagian General Affair dalam menjalankan tugas pekerjaan lapangan. Selain itu terjawablah mengapa saat hatiku penuh dengan kemarahan dan kegalauan karena harus menerima keadaan untuk hidup berdampingan dengan “si cantik Ca” (breast cancer), papiku muncul dalam mimpiku dengan perkataannya “anak bima harus kuat”  Disitulah aku tersadar bahwa melalui papi hadir dalam mimpiku, Tuhan mengingatkan aku untuk aku selalu kuat dan terus berusaha karena seperti yang selalu papi katakan ” kalau usaha pasti ada jalan karena Tuhan pasti bantu kalau kita mau usaha”  Terlebih dengan kondisi kesehatan aku yang bergelut dengan “Si cantik Ca”, dimana banyak kondisi yang sangat membutuhkan kesabaran dan kekuatan ekstra dan kalimat yang sering papi ungkapkan padaku itulah yang saat ini selalu menguatkan dan memotivasi aku untuk bangkit untuk lanjut berjuang dan terus berusaha dalam menghadapi semua rangkaian pemeriksaan, pengobatan dan terapi yang harus dijalani beserta segala efeknya yang harus aku hadapi.

Bersyukur, sejak kecil aku mengalami apa yang papi lakukan padaku karena melalui papiku itulah jalan Tuhan. Melalui papi, aku dipersiapkan menjadi kuat menghadapi kondisi saat ini .  “Jangan kalah sama keadaan, ayo usaha, ndak ada yang ndak bisa kalau usaha, kalau usaha pasti ada jalan karena Tuhan pasti bantu kalau kita mau berusaha.”

Jika Anda terinspirasi dengan tulisan di atas, silahkan tulis komentar positif Anda pada kolom komentar di bawah ini. 

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.