1 min dibaca
30 Jul
30Jul

Suara Keheningan | Yancen Wullo

Tak bisa dipastikan berapa banyak orang yang datang dan pergi dalam kehidupan. Entah apapun alasannya. Bisa jadi datang karena “sesuatu” demikian juga alasan kepergian mereka. Apapun itu alasannya mereka adalah bagian dari perjalanan hidupmu. Mereka adalah sejarahmu. Masa lalumu, masa kini dan mungkin masa depanmu.

Mereka datang dengan harapan besar, mungkin tak menemukan dan akan pergi dengan membawa kembali harapan itu. Tak ada salah jika mereka pun pergi meninggalkan harapan lalu mengatakan ini sebuah kepalsuan. Demikian juga  harapan itu ditemukan ketika mereka datang, namun akhirnya memilih pergi karena sudah menemukan harapan pasti. 

Rasa bangga mewarnai hari-hari perjumpaan, namun rasa tanya menghantui jika yang pergi tak meninggalkan pesan dan alasan. Memang selalu ada harapan dari sebuah perjumpaan demikian juga saatnya bila ada perpisahan. Datang membawa harapan, pergi membawa kepastian. Harapan ditemukan dalam sebuah kepastian.

Perjumpaan membawa harapan. Harapan menyemangati hidup dan menjadikan perjuangan sebagai cara mencapai harapan itu. Harapan mesti dikejar dan ditemukan dalam cara yang tepat. Ia tak hanya dipandang dalam mimpi. Mimpi yang harus menjadi kenyataan. Jika harapan ditemukan dalam kenyataan maka ia bukan lagi kepalsuan melainkan kepastian.

Harapan selalu tak pernah mengecewakan jika ada keyakinan dan perjuangan untuk menggapainya.

Banyak kisah dan cerita hidup berahkir dalam harapan palsu. Harapan itu terucap dalam janji yang menyakinkan. Kata-kata seolah menguasai rasa sampai manusia lupa itu bukan sebuah kenyataan. Kata tetaplah menjadi kata, ia bukan tindakan nyata. Akibatnya, kita terjebak dalam angan-angan harapan tanpa ada tenaga lagi untuk menggapainya.

Istilah PHP sering dikenakan bagi orang-orang-orang yang selalu memberi harapan namun tak mampu memastikan. Orang muda selalu berucap, PHP: pemberi harapan palsu. Rasa kecewa dan sakit hati karena janji yang  tak pernah tepat dalam kenyataan. Berjanji untuk setia, namun kesetian hanya sebuah kata, tak sampai menggerakan sikap dan tindakan untuk membuktikannya. Memberi harapan yang menyenangkan, menggiurkan hanya untuk menyenangkan hati tanpa sebuah sikap dan komitmen yang baik.

Buktinya berapa banyak orang yang sakit hati dan terluka karena diberi harapan palsu? Harapan selalu menggairahkan, menyemangati, memotivasi namun harus menjadi sebuah kepastian untuk menjalaninya. Itulah pemberi harapan pasti.

Hidup membutuhkan kepastian, termasuk pemberi harapan pasti. Jika manusia tak menyakinkanmu untuk pasti maka engkau harus kembali kepada Sang pencipta, sebagai sebuah kepastian abadi. Ia sudah pasti menciptakanmu, sekalipun kelahiranmu adalah sebuah kebetulan.

Yang pasti adalah kehidupanmu sekarang. Engkau akan berjalan saat ini dan menemukan keabadian di dalam kematian. Yang pasti itu abadi.  Engkau pasti menjalani dan menuju ke sana. Dengan demikian hidup adalah sebuah kepastian yang disyukuri, dijalani dengan penuh nikmat sehingga berakhir kepada kepastian abadi. Dia pemberi harapan Pasti.

Dia menciptakanmu bukan untuk sebuah kepalsuan. Ia sudah memberikan kepastian bahwa tanpa DIA engkau tidak menemukan kepastian hidup. Ia menghidupkanmu demi harapan pasti di masa depan. Dia selalu memberikan yang baik kepadamu pada waktu yang tepat. 

Jka manusia tak memberimu kepastian, engkau bisa berkata PHP: Pemberi harapan palsu. Namun jika engkau tahu bahwa hanya dalam DIA ada kepastian maka dengan lantang engkau berucap DIA PEMBERI HARAPAN PASTI. 

Aku menemukan Dia di dalam kepastian hidupku, sehingga pada Dialah segala harapan kuletakkan, hidupku dibaktikan, dan saat kematian kelak membahagiakan.


Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.