1 min dibaca
30 Apr
30Apr
Suara Keheningan | RP. Inosensius Ino, O.Carm

Kita tahu bahwa khotbah Pentakosta Petrus dikenal sebagai khotbah misionaris dan pertobatan, yang pertama sampai kepada kita dalam Perjanjian Baru. Pernyataan utamanya adalah tentang Yesus hidup; kamu menyalibnya, tetapi Allah menjadikan Dia Tuhan dan Kristus. 

Itulah pesan penting yang perlu dicermati oleh setiap orang yang mendengarnya. Keselamatan ditawarkan kepada semua orang, pertama-tama memang kepada Israel, tetapi juga “kepada mereka yang jauh”, yaitu kepada semua bangsa di bumi.

Apa yang dikatakan dalam surat pertama rasul Petrus kepada orang Kristen yang harus hidup sebagai budak sama sekali bukan "moralitas budak". 

Jika orang hidup sebagai seorang Kristen di dunia kafir, maka orang akan dipukuli bahkan jika dia bukan seorang budak. Tapi tindakan itu tidak merendahkan dia. Ia punya kebebasan untukmemandang kepada Kristus. 

Hal ini karena Kristuslah yang menanggung kebutuhan kita dan menanggung dosa kita; Dia menyembuhkan luka-luka kita, Dia adalah gembala yang baik.

Gembala dan kawanan adalah istilah alami untuk para gembala, penguasa dan rakyat, juga untuk guru dan komunitas. Dalam Perjanjian Lama, Tuhan disebut sebagai gembala umat-Nya (Mz 23; Mz 95, 7; Ez 34). Ketika Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai gembala yang baik dan sebagai pintu kehidupan, ada klaim yang sangat besar dalam hal ini yakni bahwa Yesus sendiri adalah wahyu Allah bagi manusia; tidak ada kebenaran yang menyelamatkan dan tidak ada cara hidup selain itu. 

Mereka yang ditetapkan dalam gereja sebagai gembala dan pengajar berada dalam pelayanan dan di bawah penghakiman "gembala yang baik" ini. Yesus juga berbicara tentang pencuri dan perampok yang membobol kandang domba dan ingin mencuri dombanya. Namun Yesus berkata bahwa Dia datang sebagai Gembala yang Baik untuk melindungi dan memelihara kehidupan domba-dombanya.

Yesus menekankan bahwa Dia bukan hanya seorang gembala, tetapi dia membawa "kehidupan yang berkelimpahan" bagi domba-domba-Nya. Yesus berkata bahwa Dia rela memberikan nyawa-Nya untuk domba-domba-Nya dan Dia melakukan-Nya dengan sukarela untuk menyelamatkan mereka.

Secara keseluruhan, Injil Yohanes mengajarkan dalam perikop ini bahwa Yesus adalah Gembala yang Baik yang mengenal dan memelihara domba-domba-Nya dan bahwa mereka yang mendengarkan suara-Nya dan mengikuti-Nya akan memiliki hidup sepenuhnya.

St. Theresa melihat Yesus sebagai Gembala Baik yang membimbing dan melindungi domba-dombanya dengan cinta dan belas kasihan. Theresia percaya bahwa Yesus akan membimbingnya di jalan spiritualnya dan membantunya mengatasi kelemahan dan kekurangannya.

Oleh karena itu, sangat penting bagi St. Theresia adalah kepercayaan dan kerendahan hati dalam berhubungan dengan Yesus sebagai Gembala yang Baik. Dia menulis bahwa untuk mendapatkan manfaat dari bimbingan-Nya, dia harus bergantung sepenuhnya pada perawatan Yesus dan mengakui kelemahan dan ketidaksempurnaannya sendiri.

Bagi St. Theresia dari Lisieux,  Yesus adalah Gembala yang Baik, sumber kasih dan penghiburan bagi semua orang percaya dan bahwa hubungan dekat dengan-Nya dapat membantu menemukan sukacita dan kepuasan rohani.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.