1 min dibaca
15 Dec
15Dec

Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

"Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain," demikian nabi Yesaya membuka pewartaannya. Dia mengulang-ulang pewartaannya itu (Yes 45: 6c-8.21c-25). Minimal tiga kali (Yes 45: 6.  8.22).

Mengulang berarti menegaskan dan mau menggarisbawahi. Betapa pentingnya orang percaya akan satu TUHAN saja.

Mengapa seruan itu perlu diulang? Agar bangsa-bangsa sadar dan kembali kepada Tuhan. Karena Tuhanlah yang membuat semuanya (terang dan gelap, nasib mujur dan malang).

Barangsiapa kembali kepada-Nya akan diselamatkan (Yes 45: 22). Keadilan dan kekuatan itu hanya ada di dalam TUHAN (Yes 45: 23). Allah yang demikian sungguh hadir.

Ketika Yohanes Pembaptis mendengar tentang Sang Guru Kehidupan, ia mengutus dua muridnya untuk bertanya kepada-Nya. "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?" (Luk 7: 19).

Jawab-Nya, "Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku" (Luk 7: 22-23).

Artinya, yang diserukan oleh nabi Yesaya sudah terpenuhi. Allah yang menyelamatkan itu sedang mengambil tindakan nyata. Dialah wujud nyata dari Allah yang satu itu. Orang diajak untuk percaya kepada-Nya, karena tiada Allah lain yang dapat menyelamatkan manusia.

Rabu, 15 Desember 2021RP Albertus Agung Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.