1 min dibaca
19 Sep
19Sep
Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Sebagai makhluk yang bebas, manusia bisa memilih. Pilihannya bisa baik, bisa juga jahat; ada yang benar, ada yang salah. Masing-masing mengandung konsekuensi.

Yang ingin menanggung konsekuensi positif dalam hidupnya mesti memilih Tuhan, Sang Hikmat. Berhadapan dengan tawaran Tuhan, manusia tidak boleh "indifferent" (tanpa sikap) dan mencari yang menyenangkan dirinya saja.

Sabda Tuhan hari ini (Lukas 7:31-35) mengingatkan orang untuk mengambil sikap tegas dan memilih yang benar; bukan hanya mencari aman. Yesus mengkritik mereka yang tidak memiliki keputusan tegas. Ketika orang meniup seruling, mereka tidak menari. Saat ada kidung duka, mereka tidak meratap (Lukas 7:32).

Mereka tidak mau mengikuti dan percaya kepada Yohanes Pembaptis, karena hidupnya dianggap sangat keras (Lukas 7:33). Mereka juga tidak bersedia percaya dan mengikuti Yesus yang makan dan minum; sahabat pemungut cukai dan orang berdosa (Lukas 7:34).

Memang, hikmat kebijaksanaan Tuhan itu terwujud dalam mereka yang berkenan kepada-Nya. “Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya” (Lukas 7:35). Itu tampak jelas dalam diri Yohanes Pembaptis dan Tuhan Yesus.

Keduanya mati, karena mewujudkan hikmat kebijaksanaan Allah dalam hidupnya. Santo Andreas Kim Taegon, Santo Paulus Chong Hasang, dan kawan-kawan juga mati karena telah memilih kebijaksanaan Allah. Mereka berbeda dari generasi yang tidak berani mengambil sikap (Lukas 7:32-34).

Kini, Yesus yang mengajak orang memilih Tuhan berbicara lewat pelbagai cara. Dia mungkin berbicara kepada kita melalui orang suci atau orang berdosa, orang yang konservatif atau liberal, melalui siapa saja. 

Bisa jadi Dia berbicara melalui orang tua atau orang muda, atau orang terpelajar atau buta huruf, atau melalui seseorang yang kita kenal atau seseorang yang tidak kita kenal. Semoga kita selalu terbuka terhadap panggilan dan kebijaksanaan Tuhan serta siap mewujudkannya dalam hidup kita.

Rabu, 20 September 2023PW Santo Andreas Kim Taegon dan Paulus Chong Hasang, Martir KoreaAlherwanta, O.Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.