1 min dibaca
09 Jun
09Jun
Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Hidup ini membahagiakan saat orang melihatnya dengan kacamata keindahan. Sebaliknya, hidup itu tampak suram dan menyedihkan ketika dipandang dengan mata.suram dan hati sendu.

Banyak pemandangan indah di sekitar. Namun tidak dinikmati oleh orang yang selalu bersedih hati atau hidupnya tertekan dalam ritme tergesa-gesa. Aku terkagum-kagum waktu pertama kali melihat pemandangan sepanjang jalan menuju Shek O. Semua keindahan itu seakan sirna ketika aku lewat dalam bis sambil mempersiapkan kursus bahasa.

Dalam kegelapan diri, orang gagal melihat keindahan. Untuk menikmati hidup, orang perlu menyalakan pelita hati yang dijiwai dengan iman, pengharapan, dan kasih. Ketiganya menyalakan pelita hati.

Berapa orang sungguh bersyukur bisa menikmati keindahan hidup tanpa membayar sepeser pun? Cobalah sesekali mengarahkan pandangan ke pegunungan atau hutan atau pantai di sekitar rumah. Berhentilah sejenak untuk bisa menikmati keindahannya.

Semua itu telah Tuhan anugerahkan secara cuma-cuma. Mengapa ada yang begitu sulit menikmati keindahannya?

Keindahan hidup tidak hanya ditemukan dalam lingkungan alam, melainkan juga di dalam diri sesama. Misalnya, pasangan hidup. Bukankah orang jatuh cinta pertama kali karena terperangkap keindahan yang tersimpan dalam diri calon kekasihnya?

Seiring perjalanan waktu, saking biasanya orang tidak lagi melihat keindahan itu. Apakah memang dia tanpa keindahan lagi? Bukankah yang kerap hilang adalah kemampuan dan kemauan membuka hati dan mata untuk memandang dan mengaguminya.

Ada yang sulit menikmati indah dan bahagianya hidup ini. Jangan-jangan karena mereka pelit menyalakan pelita hati bagi keindahan hidup.
Salam dan Tuhan berkati.
SOHK, Rabu 7 Juni, 2023AlherwantaRenalam 157/23

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.