1 min dibaca
05 Jan
05Jan

Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Merasa takut itu pengalaman manusiawi. Hampir semua orang mengalaminya.
Murid merasa takut menghadapi ujian. Orangtua takut anaknya gagal dalam hidup. Pengusaha merasa takut usahanya bangkrut dan tidak mampu membayar hutang di bank.

Ketika menyeberangi danau dengan perahu para murid dihantam angin dan gelombang; takut (Mrk 6: 48). Saat itu Sang Guru Kehidupan mendekati mereka, berjalan di atas air (Mrk 6: 48). Tapi mereka berteriak, karena terkejut dan mengira melihat hantu (Mrk 6: 49).

Lalu mereka mendengar Sang Guru berkata, "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" Ketika Ia naik ke dalam perahu mereka, danau itu pun teduh (Mrk 6:51).

Rasa takut bisa hilang tatkala orang memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menghadapinya. Namun orang kerap tidak cukup memiliki keduanya, lebih-lebih ketika bahaya yang dihadapinya begitu besar.

Dalam pengalaman demikian orang tentu tidak bisa hanya mengandalkan diri sendiri. Orang perlu memberikan tempat kepada Tuhan untuk mendekat; bahkan masuk ke dalam kehidupannya.

Tidak jarang kehadiran Tuhan di tengah mereka membuat orang takut. Mengapa? Karena Tuhan sering mengambil langkah yang di luar pemikiran manusia. Sulit dipahami. Misalnya, berjalan di atas air.

Namun bila orang dengan tenang melihat dan mendengarkan Tuhan serta membiarkan Dia masuk ke dalam hidupnya, orang akan mengalami ketenangan. Berapakah orang yang percaya bahwa Tuhan memiliki pengetahuan dan kemampuan yang sempurna untuk menghadapi rasa takut?

Rabu, 5 Januari 2022RP Albertus Magnus Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.