1 min dibaca
15 Sep
15Sep
Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Jalan menuju kemerdekaan kerap melelahkan. Tanpa memiliki visi dan tujuan mudah terpatahkan. Berhadapan dengan kesulitan, orang ingin menyerah. Banyak yang bernostalgia tentang masa lalu yang di permukaan tampak nikmat, padahal hidup sebagai budak, tanpa martabat.

Itulah gambaran bangsa Israel yang sedang berada di padang gurun, berjalan menuju ke tanah terjanji (Bilangan 21:4-9). Mereka menggerutu terhadap Tuhan. Maka, Tuhan mengirim ular yang memagut mereka sehingga mereka mati. Lalu, menyesallah mereka dan kembali kepada-Nya. Tuhan pun membebaskan mereka lewat ular tembaga yang Musa buat dan angkat sesuai perintah Tuhan.

Santo Paulus mengingatkan umat Filipi akan Yesus Kristus yang wafat di kayu salib (Filipi 2:8). Yang percaya kepada-Nya mengalami kebebasan dan keselamatan. Percaya berarti mengikuti jalan hidup-Nya. Suatu perjalanan penuh penderitaan; menuju kematian.
T

eolog Hans Urs von Balthasar menulis, ”Without a doubt, at the center of the New Testament there stands the Cross, which receives its interpretation from the Resurrection” (Pusat Perjanjian Baru adalah salib yang bisa dipahami dari sisi kebangkitan).

Berjalan menuju kebebasan dan keselamatan membuat manusia tanpa visi frustrasi. Pandangan mereka pendek, demi kepentingan sesaat. Dalam perjalanan itu orang didera luka-luka, disesah sampai patah, ditindih rasa sedih, terhimpit tanpa mampu menjerit.

Hanya mereka yang memandang ke depan, dalam cakrawala kebangkitan akan bertahan. Pejuang kebebasan tidak pernah sendirian, karena “Sang Jalan, Kebenaran dan Kehidupan” bersama mereka. Bukankah Dia telah meninggalkan ke-Allah-an-Nya untuk menjadi manusia seperti kita (Filipi 2:7)?

Ketika Sang Keselamatan itu telah menyatu dengan kita dalam kekuatan-Nya yang membebaskan, adakah alasan untuk patah di jalan? Dia datang bukan untuk menghukum, tetapi untuk mengampuni yang berdosa, menyembuhkan yang sakit dan membangkitkan yang mati (Yohanes 3:17). Dia datang untuk menegakkan yang jatuh.

Dia tidak membiarkan kita yang telah menyatukan diri dengan-Nya kalah. Karena itu, marilah bangkit, melanjutkan perjalanan menuju kebangkitan dalam kekuatan salib!

Kamis, 14 Septenber 2023Pesta Pemuliaan Salib Alherwanta, O.Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.