1 min dibaca
17 Dec
17Dec

Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Dunia politik dan seni sering diwarnai dengan kegaduhan. Ada politisi yang mencari simpati dengan menjelekkan lawan politiknya. Beberapa artis secara terbuka sering membuka ke publik masalah keluarganya.

Ada yang mengungkapkan hal-hal negatif mantan pasangannya setelah mereka bercerai. Dengan itu mereka ingin dianggap sebagai yang berada pada posisi benar dan mau memberi kesan bahwa dirinya itu orang baik.

Berbeda dari yang dilakukan oleh Yusup, suami Maria. Ketika dia menemukan tunangannya mengandung tanpa berelasi dengannya, dengan diam-diam dia ingin menceraikan isterinya.

Tujuannya supaya tidak mempermalukan isterinya di muka umum. Sebagai suami yang baik dia melindungi nama baik isterinya. Tidak memviralkannya seperti yang terjadi pada masa kini. Dia itu seorang yang tulus hati (Mat 1: 19).

Allah memilih Yusup untuk menjadi "bapa" bagi Sang Kebenaran dan Keadilan. Begitulah, orang benar dan adil lebih mudah menjadi wadah bagi kebenaran dan keadilan.

Telah lama Allah merencanakan keselamatan bagi umat-Nya dan berjanji mengirimkan tunas yang adil bagi Daud (Yer 23: 1). Tunas itu akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran (Yer 23: 1).

Kepada Yusuplah Allah memercayakan Sang Utusan-Nya untuk diasuh dan dibesarkan. Sebagai manusia Dia tumbuh dalam keluarga yang dipimpin oleh orang saleh, adil dan benar.

Dalam mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Sang Kebenaran dan keadilan, sudahkah kita mempersiapkan diri menjadi bejana kebenaran?
"When you're righteous, you don't have to tell people that you're righteous" (Shaquille O'Neil).

Sabtu, 18 Desember 2021RP Albertus Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.