1 min dibaca
02 Jan
02Jan

Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Baik dalam kehidupan sekarang maupun di alam hidup yang akan datang manusia membutuhkan cahaya. Bukankah hidup ini mustahil tanpa cahaya?

Begitu pentingnya cahaya, sehingga hal pertama yang Tuhan ciptakan adalah terang (Kej 1: 3). Rupanya, cahaya itu juga diperlukan dalam kehidupan setelah kematian.

Seorang teman yang sudah meninggal dunia dua kali berbagi cerita tentang cahaya yang dialaminya. Ketika mati untuk pertama kali dia masuk ke dalam suatu ruang yang amat indah dan terang benderang. Waktu meninggal kedua kali dia masuk dalam suatu kebun yang indah. Di sana dia bertemu makhluk-makhluk menyerupai "manusia" yang penuh damai dan bercahaya.

Banyak yang secara rohani mengalami berjumpa Tuhan bercerita tentang cahaya (Kis 22: 3-16). Tuhan pun sering digambarkan sebagai terang.

Nabi Yesaya mewartakan Allah yang terang-Nya mengusir kegelapan dan menuntun bangsa Israel (Yes 60: 1-6). Sang Guru Kehidupan disebut sebagai Raja yang memancarkan cahaya lewat bintang (Mat 2: 1-11).

Cahaya bintang itulah yang menuntun orang-orang bijaksana dari Timur hingga sampai ke Bethlehem, tempat Sang Bayi Juru Selamat berbaring di palungan. Kepada Sang Sumber Cahaya itu mereka mempersembahkan emas, dupa dan mur.

Sang Cahaya itu hingga kini masih menuntun perjalanan umat manusia. Mereka yang percaya kepada-Nya mengalami terang-Nya. Mereka dapat melihat kehidupan jauh lebih dalam daripada dimensi dan sudut pandang manusiawi belaka.

Dia sendiri bersabda, "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup" (Yoh 8: 12). Ya, "Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan tidak menguasainya" (Yoh 1: 5).

Betapa banyak orang yang kini hidup dalam kegelapan. Masalah hidup yang ditanggung begitu berat. Gelap. Masa depannya seperti tak menentu. Gelap.

Sesungguhnya, mereka membutuhkan cahaya. Bukan hanya cahaya listrik atau matahari, tetapi Cahaya ilahi. Dia sedang datang ke tengah manusia. Berapa yang mau datang kepada Sang Cahaya?

Minggu, 2 Januari 2022 | Epifani, Penampakan Tuhan RP Albertus Magnus Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.