1 min dibaca
29 May
29May
Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Era global yang didukung teknologi informasi digital bagai membuka bagian-bagian dunia yang selama ini terisolasi dan tersembunyi. Berkat alat transportasi canggih, infrastruktur yang lengkap, dan peralatan modern membuat video youtube tentang alam yang tidak pernah dikenal dan berada di tempat yang jauh sepertinya amat mudah.

Berkat keterbukaan, sebagian generasi muda masa kini lebih suka melanglang buana daripada tinggal di rumah atau "ngendon" di tempat asalnya. Banyak yang ingin belajar dan bekerja di luar negeri. Percodohan tidak lagi hanya dengan tetangga atau orang dari kampung sebelah. "Mangan ora mangan waton kumpul" tidak laku dijual.

Dari sisi iman, Gereja Katolik sudah mengantisipasinya. Pada tahun 1962-1965, Gereja Katolik menyelenggarakan Konsili Vatikan II. Paus Yohanes XXIII, penggagasnya menginginkan agar Gereja Katolik membuka jendela dan pintu-pintunya. Dengan demikian, ada udara segar masuk ke dalamnya. Sekaligus Gereja membuka mata, hati, pikiran, dan imannya terhadap dunia.

Dampak dari Konsili Ekumenis ke-21 itu luar biasa. Gereja dapat menyesuaikan diri dengan dunia modern. Ajaran-ajarannya dirumuskan dalam bahasa yang terbuka.

Zaman keterbukaan ini makin kuat mewarnai dunia. Mereka yang tidak mengikuti atau mau melawannya kehilangan relevansi dan eksistensinya. Masyarakat yang eksklusif makin sulit "survive" dan "exist." Bukan hanya mengingkari kodrat sosial manusia, tetapi seperti melawan arus yang amat kuat.

Baik pribadi maupun organisasi dituntut terbuka. Lembaga sosial, ekonomi, dan politik mesti masuk pula dalam jejaring ("networking") yang luas dan beragam. Agama pun tidak terkecuali. Ajarannya dalam dunia yang terbuka terus diuji. Yang tidak pernah dibarui bakal tidak diminati.

Keterbukaan itu keniscayaan. Namun, itu tidak tanpa risiko. Keterbukaan tidak serta merta memeratakan keadilan dan kesejahteraan. Mereka yang tidak siap atau tidak dipersiapkan akan tertinggal sebagai korban.

Robert Muller menulis, "What the world needs most is openness: Open hearts, open doors, open eyes, open minds, open ears, open souls."*) Berkat hati yang terbuka dan penuh kasih, keterbukaan lain mendatangkan kebaikan bagi semua.

Salam dan Tuhan memberkati.
SOHK, Senin 29 Mei, 2023AlherwantaRenalam 149/23

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.