1 min dibaca
09 Mar
09Mar
Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Hari ini aku mesti "treadmill" di rumah sakit. Walau hasil "general check-up" semua baik, denyut jantungku yang lambat mendorong dokter menganjurkan supaya jantungku dicek. "Treadmill" itu salah satu alat pengeceknya.

Sambil memonitor data denyut jantung dan mengukur tekanan darah beberapa kali, dokter mengomentari kondisi jantungku. Ternyata, puji Tuhan, semua dalam kondisi baik.
Waktu menjalani "treadmill" orang tidak boleh menunduk, melihat alas yang bergerak. 

Maka, aku melihat ke arah tembok. Pada tembok itu tertulis "Happy Heart Keeps Healthy" (hati yang bahagia menjaga hidup sehat). Tulisan itu benar. Ada pula yang bilang, "Hati yang gembira adalah obat."

Hati itu tempat manusia mengalami hal-hal istimewa dalam hidup ini. Perasaan seperti bersukacita, berbahagia, sedih, kecewa, marah, dan lain-lain dirasakan dan disimpan dalam hati.

Mendendam dan mengampuni lahir dari hati dan membentuk hati yang mempengaruhi seluruh hidup. Orang yang terus berhati murung memancarkan wajah nan mendung. Sebaliknya, mereka yang dipenuhi rasa syukur menampakkan rona penuh sukacita.

Helen Keller bilang, "The best and most beautiful things in the world cannot be seen or even touched - they must be felt with the heart." (Hal-hal terbaik dan terindah dalam dunia ini tidak dapat dilihat atau diraba - mereka harus dirasakan dengan hati).

Siapakah yang bertanggung jawab atas semua yang dirasakan dan disimpan dalam hati? Pribadi manusia itu sendiri. Pilihan bebas manusia: mau bersedih dan murung atau bersyukur dan bersukacita. Hidup penuh sukacita itu lahir dari hati yang bebas rasa khawatir.

"Happy Heart Keeps Healthy" mengingatkan bahwa hidup sehat lahir dari hati yang bahagia. Marilah menjalani dan menikmati hidup yang hanya sekali ini dengan rasa bahagia dan penuh syukur dalam wajah yang berseri-seri.

Salam dan Tuhan memberkati.
MLKÇ, Kamis 9 Maret 2023AlherwantaRenalam 068/23

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.