1 min dibaca
03 Jan
03Jan
Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Percaya bahwa mereka yang menerima Kristus dan dibaptis diangkat menjadi anak Allah tidaklah mudah. Namun, mereka dapat menunjukkan tanda-tanda yang jelas dari status mereka itu. Salah satunya adalah melakukan kebenaran.

Bagaimana hal itu dijelaskan? Orang yang dipersatukan dengan Yesus Kristus berarti bersatu dengan kebenaran, karena Dia adalah kebenaran (Yohanes 14:6). Bukankah dibaptis berarti dilahirkan dalam Kristus?"Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari pada-Nya" (1 Yohanes 2:29).

Melakukan kebenaran bukan hanya konsekuensi dari orang dibaptis, melainkan hakikat dan tugas baginya. Karena itu, orang akan mengerti mereka itu anak-anak Allah dari buah-buah hidupnya (Matius 12:33).

Apakah itu berarti bahwa mereka sudah sempurna? Jelas tidak demikian, karena faktanya mereka yang telah dibaptis itu masih berbuat dosa. Keadaan mereka yang sempurna belum dinyatakan (1 Yohanes 3:2). Syukurlah bahwa berkat karunia belas kasih, dosa-dosa itu dihapuskan (1 Yohanes 3:5).

Santo Yohanes Pembaptis memperkenalkan Yesus kepada khalayak ramai dalan kaitan dengan penghapusan dosa. "Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia" (Yohanes 1:29).

Di satu sisi, mereka yang telah dibaptis telah diangkat sebagai Anak-Anak Allah dan dibebaskan dari dosa, di sisi lain mereka masih perlu berjuang melawan dosa-dosa dunia. Jadi, anugerah itu sekaligus tugas dan tanggung jawab.

Kadang, dalam perjuangan itu orang diganggu rasa putus asa. Mereka menganggap dosa dan kelemahan itu begitu besar dan seakan tidak mungkin dikalahkan. Dalam situasi demikian, orang perlu ingat akan misi Kristus, yakni menghapus dosa dan menyelamatkan manusia.

Semoga kita percaya bahwa dalam Yesus Kristus ada kemenangan atas dosa. Buahnya tampak dalam usaha kita melakukan yang benar.
Rabu, 3 Januari 2024Alherwanta, O.Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.