1 min dibaca
24 Feb
24Feb
Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Setiap orang mencita-citakan hidup yang bahagia. Hidup demikian ditandai dengan realita bahwa dirinya terlepas dari pelbagai penderitaan.

Penderitaan kerap mendatangkan kesedihan. Pilu yang disebabkannya bisa tiada tara. Masuk akal, bahwa orang menolak dan mencoba menghindarinya, lebih-lebih mereka yang melihatnya sebagai pengalaman yang negatif semata-mata.

Benarkah penderitaan itu negatif belaka? Dalam dunia kesusastraan Indonesia, kita memiliki mimimal dua novel bertema sengsara dan penderitaan. Pertama, Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis ST Sati. Kedua, Azab Dan Sengsara buah karya Merari Siregar.

Ternyata penderitaan itu bisa menjadi inspirasi yang memperkaya kehidupan. Helen Keller berkata, "Character cannot be developed in ease and quiet. Only through experience of trial and suffering can the soul be strengthened, ambition inspired, and success achieved."*)

Karena sengsara dan penderitaan itu bermakna, masih ada orang yang secara rela menerima dan mengalaminya. Terlebih tatkala penderitaan itu menghantar orang untuk mencapai tujuan hidup yang lebih tinggi. Bukankah para orangtua rela menderita demi keberhasilan anaknya?

Kini, sebagian umat manusia menderita oleh pelbagai sebab. Ada yang karena bencana alam seperti gempa, banjir, dan gunung meletus. Ada yang menderita, karena bencana sosial seperti kemiskinan dan ketidakadilan.

Sulit menghindarkan diri dari penderitaan yang disebabkan oleh alam. Itu di luar kendali manusia. Namun manusia bisa membebaskan diri dari bencana sosial.

Mengatasi kemiskinan akibat ketidakadilan merupakan tanggung jawab pemerintah. Salah satu indikasi keberhasilan pemerintah ialah kemampuannya membebaskan rakyat dari penderitaan dan kemiskinan. Karena itu, warga negara wajib mendukung pemerintah yang sukses membuat sebagian besar rakyatnya bebas dari sengsara dan derita.

Salam dan Tuhan memberkati.

SASL, Kamis 23 Februari 2023AlherwantaRenalam 054/23 *) Karakter tidak dapat dibentuk dalam kemudahan. Hanya melalui pengalaman akan pencobaan dan penderitaan jiwa diteguhkan, ambisi diinspirasi, dan sukses dapat diraiih.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.