1 min dibaca
17 Mar
17Mar
Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Ada agama yang mengajarkan tentang karma. Ada pula agama yang mengajarkan tentang balasan. Baik karma maupun balasan pada dasarnya sama, yakni konsekuensi dari pilihan dan perbuatan.

Konsekuensi itu mengikuti pilihan bebas manusia. Yang berpikir, berkata dan bertindak buruk akan memetik yang buruk dan sebaliknya.

Tuhan bersabda, "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri dan menjauh dari Tuhan." (Yer 17: 5). Dia akan merana dan tidak akan mengalami hidup yang baik (Yer 17: 6).

Sedang mereka yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapan pada-Nya akan seperti pohon yang ditanam di tepi air dan menghasilkan banyak buah (Yer 17: 7-8). Pada waktu musim keringpun tidak khawatir (Yer 17: 8).

Menjadi orang terkutuk atau diberkati adalah konsekuensi dari pilihan. Mengandalkan diri sendiri akan mendatangkan kematian. Sedang mengandalkan Tuhan akan membawa kehidupan.

Kisah Lazarus yang miskin dan orang kaya menggarisbawahi hal itu (Luk 16: 19-31). Orang kaya itu mengandalkan kekayaannya, sehingga waktu mati hartanya tidak dapat menyelamatkannya. Sedang Lazarus yang mengandalkan Tuhan menikmati hidup abadi di pangkuan Abraham (Luk 16: 22).

Pertobatan orang kaya itu terlambat. Setelah dalam "point of no return" dia baru mau berubah. Bukankah Tuhan sudah mengirim banyak nabi; bahkan Sang Juru Selamat? Mengapa tidak juga bertobat.

Di akhir hidup nanti memang akan ada hanya dua kemungkinan: mati atau hidup selamanya. Masing-masing itu hasil pilihan bebas setiap orang. Tuhan hanya memberikan balasan yang setimpal.

Kamis, 17 Maret 2022RP Albertus Magnus Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.