1 min dibaca
16 Apr
16Apr
Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Tuhan menganugerahkan kemampuan kepada umat manusia tanpa diskriminasi. Di dalam bangsa dan suku apa pun terdapat orang unggul. Mereka itu tampak dari prestasinya.

Yang membedakan bukan manusia unggulnya, tetapi penghargaan dari orang-orang di sekitarnya. Ada masyarakat yang menghargai orang berprestasi. Ada pula bangsa yang tidak memberi apresiasi atas keunggulan sesama anak bangsanya.

Masyarakat Barat umumnya menghargai prestasi orang lain. Mereka "supportive" terhadap orang yang ingin mencapai sukses. Keberhasilan kecil pun dirayakan, sehingga orang bersemangat untuk maju dan berkembang.

Bagaimana dengan bangsa Indonesia? Ada yang kurang menghargai prestasi sesamanya. Lihatlah, bagaimana penonton memberi tepuk tangan atas pentas di panggung. Kadang, untuk bertepuk tangan orang mesti diajak. Tidak spontan.

Jangankan tepuk tangan, yang spontan muncul malah rasa iri dan cemburu atas keunggulan sesamanya. Sebagian mencibir. Malah ada yang mencoba menjegalnya. Lebih-lebih bila yang berprestasi itu bukan dari kelompoknya (beda suku, etnis, agama).

Bangsa yang mengapresiasi hanya kelompoknya sendiri akan menjadi pecundang. Pernah terjadi seleksi studi ke luar negeri mengutamakan kelompok sendiri. Yang tidak bermutu pun diloloskan. Akibatnya, banyak yang "drop out" alias dipulangkan.

Apresiasi yang sejati bebas dari diskriminasi. Kriterianya adalah kualitas objektif dan memenuhi standar. Mereka yang terbiasa dengan ini akan membangun budaya kompetitif yang memajukan kehidupan bersama.

Sebaliknya, dalam budaya cemburu dan iri tidak pernah lahir manusia yang sungguh berprestasi dan diapresiasi. Orang perlu belajar dari Voltaire, filsuf Perancis yang berkata, "Appreciation is wonderful thing. It makes what is excellent in others belong to us as well." (Apresiasi itu hal yang mengagumkan. Itu membuat yang luar biasa dalam diri orang lain menjadi milik kita juga).

Salam dan Tuhan memberkati.
SOHK, Minggu 16 April, 2023AlherwantaRenalam 106/23

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.