4 min dibaca
Rahasia Memotong Rambut Sendiri di Rumah dan Momen Belajar Bahasa Asing

Suara Keheningan | Ino Sigaze

Artikel aslinya baca di sini: Rahasia Memotong Rambut Sendiri di Rumah dan Momen Belajar Bahasa Asing Halaman 1 - Kompasiana.com 

Saat memotong rambut di rumah, itu tidak hanya momen untuk mengenal kepribadian orang lain dan mendengar cerita serta pengalamannya, tetapi juga saat terbaik untuk belajar berbicara bahasa asing. 

Memotong rambut sendiri sering dianggap aneh oleh sebagian orang, apalagi dilakukan sendiri secara terus-menerus. Selain itu, ada juga anggapan bahwa orang-orang yang setiap bulan selalu datang ke salon mahal untuk memotong rambutnya juga dianggap aneh. 

Keanehan itu berkaitan dengan pandangan-pandangan berbeda tentang memotong rambut yang bisa dilihat dan umumnya ada di masyarakat:

1. Memotong rambut sendiri itu dianggap aneh karena sama dengan tidak percaya pada orang lain

Dulu pada zaman kuliah, saya belajar memotong rambut sendiri. Teman-teman selalu menganggap saya aneh. Penilaian negatif tentang memotong rambut sendiri jelas-jelas bahwa hal itu menunjukkan kepribadian yang sulit percaya pada orang lain. 

Di satu sisi bisa saja benar karena pengalaman buruk ketika dipotong oleh orang lain, dari segi kualitasnya lebih buruk dari memotong sendiri. Tukang pangkas rambut kadang suka-suka, bahkan kadang tidak mau bertanya model seperti apa. Sok tahu dengan alasan ia adalah ahlinya, otomatis bisa tahu model rambut yang cocok seperti apa kalau bentuk kepalanya lonjong atau bulat dan lain sebagainya.

Pada kenyataannya tidak seperti itu. Tukang cukur mesti bertanya atau sekurang-kurang perlu lebih komunikatif, ya sebagai tukang cukur yang ramah dan menarik.Alasan itulah yang mendorong saya khususnya belajar memotong rambut sendiri. 

Tentu, bukan karena saya tidak percaya pada orang lain. Kalau orang lainnya tidak bisa memotong rambut, ya gimana bisa percaya? Tentu ini sulit.Dari pengalaman itu terlihat sebenarnya tentang apa artinya penilaian yang objektif. Penilaian yang objektif itu tidak hanya berdasarkan kesan pribadi saja, tetapi orang perlu mencari tahu atau mengenal latar belakangnya, mengapa ia memilih memotong sendiri.

2. Memotong sendiri dianggap aneh karena orang tidak mengerti apa artinya hemat sesuai keadaan keuangan pribadi

Pada masa-masa kuliah di tahun 2001 uang saku sebulan sebesar Rp 20.000. Bagaimana uang sejumlah itu bisa untuk beli sabun, rinso, sampo, dan lagi untuk memotong rambut di salon.Jelas sangat tidak mungkin. Kesulitan konkret itulah yang memotivasi saya dan beberapa teman lainnya untuk belajar memotong sendiri rambut. 

Dari pengalaman, sebenarnya memotong sendiri rambut sangat mudah dan sederhana. Orang hanya membutuhkan satu sisir rambut kecil yang halus, lalu dengan silet goal.Silet itu dijepit pada sisir dengan selisih beberapa mili centimeter sesuai selera pribadi, selanjutnya tinggal menyisir rambut dengan  menggunakan sisir yang ada silet itu. 

Hasilnya persis seperti memotong rambut dengan menggunakan mesin elektrik. Oleh karena sudah biasa, maka bagi saya cara itu paling aman, ketimbang dengan gunting dan sisir.Cuma persyaratannya adalah orang tidak boleh miring menekan silet pada sisir. Jika miring, maka hasil potongan pun tidak akan menjadi sama, ya jadinya seperti teras yang miring.

Pada intinya, cara memotong sendiri rambut di rumah dipilih karena alasan hemat, ya oleh karena latar keuangan pribadi yang sulit. Sederhana bagi saya mendingan Rp10.000 itu saya pakai untuk makan bakso Solo, daripada untuk pangkas rambut di salon.Orang yang menganggap memotong sendiri itu aneh karena mereka tidak mengerti latar belakang dan situasi apa yang seseorang hadapi waktu itu.

Apakah memotong sendiri rambut di rumah itu akan tetap dianggap aneh? Tentu tidak, mengapa? Perhatikan masa covid-19, banyak sekali yang memotong sendiri rambut di rumah.Ya, alasannya karena situasi terpaksa, semua salon ditutup. 

Orang tidak punya pilihan lain, selain belajar memotong rambutnya sendiri. Nah, dalam konteks seperti itulah, orang baru mengerti mengapa memotong sendiri rambut di rumah itu penting.Memotong sendiri rambut itu sangat penting tentunya, bukan karena kesulitan di masa pandemi, tetapi ada juga alasan lain yang mendasar.

3 Alasan mengapa orang perlu memotong sendiri rambut di rumah:

1. Memotong sendiri rambut sebagai saat mengenal orang lain

Memotong sendiri rambut dalam arti ini bukan seperti penjelasan di atas, tetapi saya bisa memotong rambut teman-teman yang meminta bantuan saya. "Sendiri" diartikan sebagai untuk "orang-orang dalam" atau teman-teman kerja atau serumah dengan saya. Pada kenyataannya orang yang sering dianggap sulit oleh teman-teman pun, pada saat memotong rambut terlihat bahwa ia sebenarnya bukan orang sulit.

Pada saat memotong rambut, ia malah bisa banyak bercerita tentang pengalamannya, tentang masa lalunya. Pengalaman seperti itu saya alami di Jerman. 

Kadang saya suka guyonan pada teman-teman, "Hallo, hallo, salonku gratis dan cepat, cuma 10 menit lho." Beberapa orang awalnya penuh keraguan datang meminta saya memotong rambut mereka.Bahkan pernah seorang teman datang kepada saya membawakan alat pemotong rambut listrik yang sangat mahal dan bagus. 

Saya mengatakan kepadanya, "Oh maaf, saya masih punya tenaga, tanpa butuh listrik. Secara manual pun saya bisa selesaikan dalam waktu 10 menit."Sambil tertawa, katanya, "Du bist verrueckt" atau kamu gila. Hahaha, saya hanya bisa tertawa saja. 

Saya mulai beraksi dan ternyata dalam 10 menit sudah selesai. Alasannya sederhana banget, kepalanya bagus, bulat, dan seleranya botak. Cuma dipangkas pendek 4 mm. Karena itulah, saya mengatakan sesuai seleranya seperti itu, saya bisa habiskan rambut nya dalam waktu 10 menit.

Tambah lagi, gunting rambut yang saya miliki adalah sangat spesial untuk cuku rambut yang bisa disetel halus dan kasarnya. Gunting itu tajam luar biasa.Pada awalnya, saya cuma menghiburnya kayak tukar cukur ternama saja, membunyikan gunting tanpa menyentuh rambut seperti percikan api.

"Kamu ngapain?" tanyanya. "Hahahaha santai, tenang saja, pokoknya 10 menit akan selesai," jawab saya. Dari peristiwa itu, saya belajar ternyata, mereka sungguh bergantung pada teknologi, sehingga sulit percaya jika tanpa teknologi atau tanpa bantuan arus listrik, orang bisa memotong rambut dengan baik dan rapi. 

Karakter orang yang kurang sabar juga bisa dikenal saat memotong rambut, bahkan bisa saja terjadi tukar pengalaman (austausch Erfahrung) pada waktu itu. 

2. Memotong sendiri rambut teman-teman sebagai kesempatan belajar berbicara bahasa asing

Kesempatan belajar bahasa asing yang pernah saya gunakan adalah saat memotong rambut teman-teman senior saya. Para senior sebetulnya orang-orang yang butuh teman bicara. Kesempatan praktek berbicara yang tepat adalah pada saat memotong rambut. Kosa kata terkait memotong rambut otomatis akan dipelajari waktu itu. Bahkan tema-tema bisa meluas pada waktu itu juga. 

Menariknya, jika saya tidak tahu menyuruh seseorang memiringkan kepalanya, maka saya hanya mengatakan minta maaf saya lakukan ini ya, "Saya bisa langsung memutar kepalamu." Pada waktu itu dia langsung menjelaskan kepada saya kata yang tepat atau sebenarnya dalam bahasa asing.

Dalam hati, saya tertawa sendiri, soalnya ada cerita, jelek-jelek tukang cukur, bisa saja atur kepalanya presiden, miring ke kiri atau miring ke kanan. Nah, demikian juga, saya waktu itu, sempat berpikir, "Gini-gini saya orang Indonesia yang pernah dijajah kalian, sekarang saya bisa memutar kepalamu." Saya bahkan terus terang kepada temanku itu, "Maaf ya, sekarang saya jadi raja dalam waktu 10 menit." Ya kamu atur saja hahaha, katanya.Sungguh keberanian untuk berbicara bahasa asing tumbuh justru pada saat memotong rambut. Komunikasi tanpa enggan dan takut muncul pada waktu itu.

3. Memotong sendiri rambut itu harganya ucapan terima kasih dan buku

Sering sekali mereka memberi saya uang 10 euro, tapi saya menolak. Coba bayangkan 6 orang yang saya cukur dan kalau setiap bulan berarti saya dapat 60 euro. Itu perhitungan matematis yang sebetulnya tidak penting untuk teman-teman sendiri. Menjadi baik dengan teman tidak selamanya harus dihargai dengan uang. Bagi saya sepenggal kata terima kasih itu sudah berharga sekali. Menariknya bahwa kebaikan itu ibarat tumbuh dalam hati dan pikiran mereka. 

Kenangan tentang saya menolak 10 euro dan hanya cukup menerima dengan ucapan terima kasih, ternyata tidak sia-sia. Pada hari ulang tahun saya, biasanya mereka memberi saya buku-buku yang saya butuhkan.Harga buku-buku itu ternyata tidak sebanding dari harga 10 menit memotong rambut teman sendiri. Nah, nilai dari pengalaman ini adalah lakukan kebaikan pada teman-teman Anda dengan tulus, tanpa harus menuntut nilai tertentu.

Nilai dari kebaikan tidak diukur dengan mata uang asing, tetapi dari sukacita hati orang yang menerima kebaikan yang kita berikan secara tulus tanpa menuntut. Bahkan dari kisah-kisah itu, saya bisa menulis apa artinya peduli pada teman.Demikian coretan tentang kisah masa lalu saya, saat belajar merangkak untuk bicara dengan kemampuan yang sederhana. Sambil menyelam, minum air; sambil memotong rambut teman sendiri di rumah, bisa sambil belajar berbicara bahasa asing. Karena itu, saya pikir penting orang perlu menghargai siapa saja di sekitar Anda atau teman-teman yang punya kemampuan memotong rambut sendiri di rumah.

Salam berbagai, ino, 1.07.2021 

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.