2 min dibaca
Nyanyian Rasa: Cinta Akan Mantra Suci

Suara Keheningan | Yancen Wullo

Salah satu aktivitas yang paling menyenangkan adalah menyanyi. Kebanyakan orang ingin bernyanyi, sedikit orang memilih untuk mendengar dan menikmatinya. Memilih untuk bernyanyi dalam kesendirian ataupun bersama adalah cara terbaik untuk mencintai sebuah nyanyian. Jika dalam kesendirian terasa sepi, jika dalam kebersamaan ada kedamaian. Sepi membuatnya masuk dalam kesendirian, kebersaman bisa membantu dalam penghayatannya. 

Baik secara pribadi maupun bersama, sebuah nyanyian bisa mempengaruhi jiwa seseorang untuk mengungkapkan rasa yang sedang dialami. Apapun lagunya, bagi seorang penyanyi adalah cara mengekspresikan diri secara total. Jika nyanyian dengan lirik sedih dan mengharukan, orang bisa menangis, namun jika lagu itu menggembirakan dengan dentuman musik yang asyik, orang bisa mengangguk-angguk kepalanya sambil melompat-lompat, dan jika  iringan musik yang teduh dan lirik yang melankolis, orang bisa tertidur dan bermimpi. 

Jika lagunya penuh kata-kata cinta yang romantis, orang merasa jatuh cinta dan terus jatuh dalam cinta. Harmoni indah antara musik, suara, nada, syair dan tempo bisa membawa rasamu pergi jauh tanpa disadari. Namun demikian tentu tidak mudah untuk dilakukan. Jika ingin bernyanyi baik maka,  teknik, cara, serta ekspresinya dilatih secara serius sehingga rasa sebuah lagu bisa menyentuh banyak orang. Selain menyenangkan, menyanyi juga baik untuk kesehatan mental. 

Seorang penyanyi selain bisa mengekspresikan rasanya, kemampuan mental pun  harus teruji pada segala situasi. Nyanyian menyentuh rasamu. Kata-kata terucap, pikiran melayang dan hati tersentuh. Rasa kenikmatan membuatmu seolah-olah lupa dimana ragamu dan di mana hatimu saat menyanyi. Tanpa peduli di mana saya, dengan siapa, yang paling penting bisa menikmatinya. Rasa nikmat akan sebuah lagu adalah sebuah pengungkapan diri sesungguhnya.

Namun pernahkah engkau berpikir bahwa saat bahagia, engkau menikmati musiknya tetapi ketika engkau sedih, kamu pasti mengerti liriknya. Rasamu ada pada musik, lirik, nada dan ekspresi jiwamu. Bagi para rahib, biarawan-biarawati, para imam serta calon imam, kebiasaan melakukan ibadat harian (Bahasa latin Leitorgia horarum) atau ofisi Ilahi (officium divinum) menjadi sebuah rangkaian ibadat resmi guna menandai waktu sehari-hari dan menguduskan hari dengan doa. Ibadat ini diisi dengan nyayian, pendarasan, pembacaan masmur serta bacaan kitab suci sebagai sebuah cara pengungkapan iman.

Setiap pagi sebelum aktivitas lainnya, nyanyian-nyanyian ini dilambungkan, untuk membuka hari. Pada siang hari serta sore hingga malam hari ungkapan rasa dalam kata-kata ini didaraskan serta dinyanyikan. Nyanyian dalam mazmur dan kidung tidak saja berisi pujian, syukur, rasa sukacita namun ada kisah ratapanpun diungkapkan. Semua rasamu ada di sana. Rasamu disapa, untuk menikmati alunan musik dan suara alam. Jika dinikmati penuh penghanyatan rasanya jiwamu terangkat walau badanmu di bumi, pikiranmu tertuju pada Dia, Sang Sabda itu. 

Kata dalam sabda adalah kekuatan rasa rohani tercipta dengan sendirinya ketika ada keheningan, pikiran tertuju, hati merasa bahwa saat ini ada kenikmatan spiritual ketika Dia menguasai diriku. Sekalipun merasa sendiri, Ia sesungguhnya ada didekatmu. Sekalipun dalam kebersamaan Ia menguasainya. Baik sendiri maupun dalam kebersaman Ia hadir sebagai nyanyian terindah.

Tidak semua orang bisa menyanyi dengan merdu nyanyian ofisi ini, namun semua orang bisa dihantar pada sebuah rasa rohani. Ia membaca, mendaraskan, serta menyanyi sabda, kata-kata suci sebagai mantra rohani untuk menguduskan hari, menguduskan diri, komununitas, dan dunia.Rasa nikmat akan sabda dalam nyanyian, menguasai pikiran dan membawa orang jatuh pada pengalaman romantisme suci. Hati dikuasai oleh cintaNya, pikiran dimurnikan. Orang dihantar akan pengalaman cinta yang begitu kuat mengubah, sebuah pengalaman kontemplasi murni.

Kata-kata Mazmur, kidung dan bacaan Kitab Suci adalah mantra rohani. Mantra kudus, jika terus diungkapkan, diingat  secara terus menerus, maka Ia menguasai seluruh cara pikir dan cara hidupmu kapan dan dimanapun. Ketika bernyanyi, mendaras, mengucapkan kata-kata ini maka mengalir darah cinta yang memiliki daya untuk mengikat dan menguduskan diri dan duniamu.Jika hatimu dikuasai oleh-Nya, maka rasamu pergi bersama-Nya. Jika lagu hidupmu bisa engkau nyanyikan, maka Ia mengubah hidupmu menjadi sebuah lagu pujian yang indah bagi dunia. 

Cintai sabda-Nya sebagai lirik hidupmu, nyanyikan sabda-Nya sebagai nyanyian hidupmu, disitulah engkau mengerti jika rasa nikmat dalam sebuah pengalaman romantisme suci tak bisa terungkapkan.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.